Satpol PP Kecamatan Tanah Abang menggelar penertiban lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Bundaran HI pada Senin (11/1) sekitar pukul 22.45 WIB. Camat Tanah Abang Hidayatulloh memimpin langsung penertiban, setelah mendapat laporan dari masyarakat yang mengeluhkan pedagang liar di trotoar di Grand Indonesia (GI).
Saat tengah melakukan penertiban, tiba-tiba datang dua orang berbadan tegap yang mengaku sebagai anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hidayatulloh tidak langsung percaya dengan pengakuan dua orang itu yang berupaya menghentikan penertiban pedagang liar.
"Mereka ngakunya dari anggota, tapi kita tidak percaya, mereka menggunakan pakaian preman," ujar Hidayatullah kepada Republika, Selasa (12/1).
Hidayatullah meminta masalah itu tidak perlu diperpanjang. Dia malah tertawa ketika ditanya bagian tubuh mana yang mengalami luka memar. Hanya, ia membenarkan ia didatangi dua orang yang mengaku sebagai anggota dari instansi tertentu berupaya menghentikan penertiban pedagang liar. "Waduh siapa yang dipukul, kalau saya dipukul saya harus belajar ilmu ke Banten," ujarnya berkelakar.
Setelah sempat adu mulut, dua orang itu langsung melakukan pemukulan terhadap Hidayatulloh dan anggota Satpol PP, Mail Kurniawan. Kepala Satpol PP Tanah Abang Santoso yang berada di lokasi kejadian membenarkan, ada dua orang berpakaian bebas sedang berusaha untuk menghentikan operasi. Meski kedua orang itu membawa institusi militer, pihaknya tetap membersihkan lapak pedagang liar karena dianggap meresahkan.
"Mereka mengaku dari oknum tertentu, tapi kami tidak melihat itu karena kami juga sedang menjalankan tugas," ujarnya saat ditemui Republika di kantornya di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat.
Santoso melanjutkan, petugas yang tidak mengindahkan dua orang itu akhirnya terlibat adu mulut. Situasi di lapangan yang serba dinamis dan tidak dapat diprediksi membuat dua orang itu emosional. Mail Kurniawan, kata dia, mengalami luka memar di bagian kening akibat dipukul gagang pistol yang ternyata imitasi.
Sedangkan, disinggung luka yang dialami atasannya, Hidayatulloh, Santoso enggan mengungkapkannya. Dia menegaskan, sudah menjadi risiko dari pekerjaannya melakukan penertiban dan ditolak pihak yang dirugikan.
Dia mengaku sudah biasa menghadapi ancaman orang yang mengaku sebagai oknum dengan mengatasnamakan warga tertentu atau membawa lembaga lainnya.
Meski begitu, pihaknya memastikan perselisihan yang terjadi pada malam hari itu sudah selesai. Dia tidak mau lagi memperpanjang masalah itu. "Karena pada prinsipnya kami sama. Kami pemerintah instansi lainnya juga pemerintah."
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membenarkan Camat Tanah Abang dan anggota Satpol PP dipukul oknum Paspampres. Dia mengatakan, kasus pemukulan tersebut sudah dikomunikasikan dengan komandan Paspampres.
Ahok telah memanggil Camat Tanah Abang, Kepala Suku Dinas Satpol PP, termasuk Wali Kota Jakarta Pusat untuk membahas kasus tersebut. Sebab, diduga anggota Paspampres tersebut melindungi salah satu lapak yang akan ditertibkan Pemprov DKI Jakarta.
"Tadi, udah kita cek dengan paspamres itu salah paham aja, sudah selesai itu," kata Ahok.
Dia mengatakan, dugaan perlindungan oknum Paspampres terhadap pedagang liar muncul berdasarkan laporan yang tidak sesuai. Dia menegaskan, anggota di lapangan yang melakukan penertiban tidak mengalami luka sama sekali.
"Saya juga sudah kontak kepala Komandan Grup A (Paspampres), dia bilang itu sudah nggak ada masalah," katanya.
Komandan Paspampres Mayjend Andika Perkasa mengklarifikasi tudingan anak buahnya melakukan pemukulan saat digelar penertiban pedagang liar. "Tidak benar anggota Paspampres memukul Camat Tanah Abang Hidayatuloh," katanya.
Dia melanjutkan, tetapi benar Serda Tomy Pinastika (TP) memukul anggota Satpol PP di kantor Camat Tanah Abang sebagai "balasan" karena sebelumnya dipukul terlebih dahulu di kepala bagian belakangnya oleh oknum Satpol PP. Pemulukan TP kepada anggota Satpol PP berlangsung pada Selasa (12/1) sekitar pukul 00.30 WIB.
Dia menjelaskan, orang yang menendang kardus dan berusaha mencekik Camat Tanah Abang adalah salah satu pedagang yang gerobaknya disita Satpol PP. "Bukan dilakukan Serda TP," ujar Andika.
Dia melanjutkan, keberadaan Serda TP & Serda Teuku Muhamad Afrizal (TMA) di kantor Camat Tanah Abang adalah sebagai buntut dari "tidak terimanya" keduanya dilecehkan saat pembersihan gerobak liar oleh Camat Tanah Abang dan Satpol PP.
"Saat itu Serda TMA sendirian tanpa teman sedang makan nasi goreng di salah satu gerobak kaki lima di depan Plaza Indonesia, namun tiba-tiba Satpol PP langsung mengambil gerobak kaki lima tersebut," tutur Andika.
Karena Serda TMA meminta sedikit waktu tambahan untuk menyelesaikan makannya, lanjut Andika, Camat Tanah Abang yang memimpin operasi bersikeras menolak dan malah mengeluarkan kata-kata kasar. Serda TMA kemudian pergi, untuk kemudian bersama Serda TP mendatangi kantor Camat Tanah Abang lantaran tidak terima dengan kata-kata kasar yang diucapkan Hidayatulloh.
Pada saat Serda TP berjalan kembali ke kantor camat, tiba-tiba dia dipukul di kepala belakang oleh salah seorang Satpol PP. Sementara, anggota Satpol PP yang lain juga berusaha mengepung dan mengeroyok.
"Pada saat itulah Serda TP balas memukul oknum Satpol PP dan mereka yang berusaha memukulinya. Karena terdesak, Serda TP akhir-nya mengeluarkan Air Soft Gun yang dibawa dan memukulkan ke salah satu anggota Satpol PP tersebut," ujarnya.
Saat ini, Serda TP dan Serda TMA masih dimintai keterangan oleh staf Intel Paspampres. Kendati begitu, pihaknya akan tetap memberikan hukuman disiplin kepada Serda TP berkenaan dengan kepemilikan air softgun. c30/c18 ed: erik purnama putra