Rabu 05 Oct 2016 18:00 WIB

Banjir Kepung Jakarta

Red:

Foto : TMC Polda Metro Jaya  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- Hujan yang mengguyur Jakarta pada Selasa (4/10), sejak siang hingga petang WIB, membuat beberapa ruas jalan di Jakarta Selatan kebanjiran. Tingginya genangan mencapai 10 hingga 60 sentimeter (cm). Begitupun dengan Jalan dr Soepomo, Tebet, yang tergenang hingga 20 cm, yang membuat kendaraan harus berjalan perlahan untuk melewati jalan tersebut.

Salah satu juru parkir di Tebet, Asadi (45 tahun) mengatakan, wilayah sekitarnya sangat jarang mengalami banjir, meski kadang hujan sampai turun deras. Hal itu lantaran di sekitar jalan raya terdapat saluran air yang cukup dalam dan bisa mengalirkan air dengan lancar. "Tidak biasanya di sini banjir, apalagi kalau cuma hujan begini, sepertinya air kiriman jadi kali meluap ke jalan," ujar Asadi, Selasa (4/10).

Banjir juga terjadi di Jalan Kemang Utara IX dengan ketinggian 10 hingga 30 cm, di Jalan Iskandar Muda depan Gandaria City 20 hingga 40 cm, di Jalan Bangka 1 ketinggian 30 hingga 40 cm. Selain itu, banjir juga terjadi di Jalan TB Simatupang depan Gedung Nestle dengan ketinggian 60 cm, serta beberapa titik permukiman di Pejaten Barat.

Pantauan Republika, Jalan Pejaten Raya di dekat TK/SD/SMP Strada sempat tidak bisa dilewati kendaraan akibat aliran sungai meluap ke jalan. Di Jalan Pejaten Raya, banjir yang mencapai 50 cm menghambat aktivitas warga. Pengendara yang datang dari dua arah menumpuk di masing-masing ujung jalan yang terkena banjir.

Mereka yang ragu melintas pun ikut mengumpul melihat orang-orang memaksakan diri melintas, sehingga jalan mengalami kemacetan parah. "Saya sedang buru-buru ke rumah sepupu, tapi motor malah mati," kata pengendara motor, Ardi. Dia nekat menerobos banjir yang menyebabkan mesin motornya mogok.

Pengendara motor lainnya, Santi, yang hendak pulang ke arah Pasar Minggu, juga mengaku sangat terganggu dengan banjir yang merendam sekitar 100 meter jalanan tersebut. Meski begitu, dia ragu untuk melintasi banjir dan memilih putar arah mencari jalan lain. "Takut kalau motor mati," katanya singkat.

Seorang penjaga rumah di sekitar lokasi, Hendri Prasetyo, mengatakan, hingga sore hari saja, sudah ada puluhan motor yang mesinnya mati ketika mencoba melewati jalanan yang terendam banjir. Sebab, banyak orang yang tak mau putar arah karena jauh. Gara-gara banjir itu, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) bersiaga di dua ujung jalan untuk mengatur pengendara yang mau putar balik. "Ini kan mulai banjir setelah (waktu shalat) Zhuhur, tadi airnya lebih besar lagi," kata Hendri.

Menurut Hendri, banjir memang kerap terjadi di jalan tersebut jika hujan sedikit lebat. Sebab, kondisi jalan di titik banjir itu posisinya rendah. Namun, banjir kali ini lumayan tinggi karena ada masalah drainase yang tersumbat. "Kan di sini memang biasa ada air meluber," katanya.

Salah satu petugas PPSU, Aldi Fauzan, membenarkan banjir di Jalan Pejaten Raya merupakan luapan dari saluran yang tersumbat. Karena itu, petugas berupaya untuk memperbaikinya. Selain Aldi, terlihat belasan petugas PPSU sibuk membantu kendaraan melintas dengan menerapkan jalan buka-tutup. Mereka juga membantu mendorong motor yang mati di tengah banjir. "Sekarang kami dahulukan membantu orang yang melintas," katanya.

Aldi sendiri terlihat sibuk membantu menghidupkan kembali motor pengendara yang mogok. Aldi terlihat telaten menawarkan bantuan kepada setiap orang, meski ia agak kesulitan menghidupkan kembali motor bebek biasa.

Di Perumahan Kemang Jaya yang ikut terendam air sekitar 20 hingga 40 cm, disebabkan meluapnya Kali Krukut. Sedangkan di kawasan Kemang Raya, air tampak setinggi 40 cm hingga membuat kendaraan yang melintas harus berjalan pelan. Karena banyak kendaraan roda dua yang mogok, tidak sedikit pengendara memilih memutar balik sehingga arus lalu lintas semakin tak karuan.

Camat Mampang Prapatan, Asril Rizal, mengatakan, banjir di Kemang terjadi karena meluapnya Kali Krukut. Luapan kali itu tampak berasal dari kawasan Pop Hotel dan gedung Colony. Untuk mengatasi itu, dia sudah menurunkan empat mesin pompa untuk menyurutkan genangan air. "Kami nyalakan semua, tapi masih ada genangan," ujarnya.

Di Jalan Haji Ali, RT 11 RW 04, Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur tergenang saat hujan deras turun. Belasan petugas PPSU dikerahkan agar air bisa mengalir ke saluran. Warga sekitar, Budiman (42 tahun) mengatakan, genangan setinggi 20 cm sebenarnya sering terjadi. Terutama saat hujan deras. Pemicunya, karena saluran air yang ada tidak menampung debit air yang sangat tinggi. Warga berharap, ada solusi yang tepat dan cepat agar genangani ini tidak terjadi lagi.

"Kalau hujan besar seperti ini ya sering timbul genangan. Tapi sekitar 15 menit atau 30 menit surut setelah hujannya reda. Warga sih berharap agar genangan seperti ini cepat diatasi, dicarikan solusinya," katanya.

Lurah Tengah, Tarmizi, mengatakan, sekitar 15 anggota PPSU dikerahkan di lokasi genangan. Selain untuk membantu mengatur lalu lintas, juga membersihkan sampah yang menyumbat saluran air. Sebab, biasanya jika hujan deras, banyak sampah terbawa arus dan menyumbat di gorong-gorong. Karena itu, setiap hujan deras, PPSU selalu ditugaskan untuk berjaga di lokasi genangan tersebut.

"Setiap ada genangan, kita selalu kerahkan PPSU untuk berjaga di sini. Karena kalau tidak sampah akan semakin banyak dan menyumbat gorong-gorong," katanya.  rep: Muhyiddin, Mabruroh berita jakarta ed: Erik Purnama Putra

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement