Pemilihan kepala daerah (pilkada) sebagai mekanisme dalam berdemokrasi pada dasarnya merupakan momentum penting yang sangat menentukan penyelenggaraan pemerintahan. Pilkada yang bersih adalah pintu masuk pemerintahan daerah yang berintegritas. Karena itu, integritas pilkada perlu dikawal bersama.
Komunitas Ayo Banten merupakan perwujudan kepedulian terhadap pelaksanaan Pilkada Banten 2017. Gerakan Ayo Banten juga menjadi langkah awal untuk mendorong terciptanya pemerintahan daerah yang bersih di provinsi paling barat di Jawa tersebut. Gerakan yang diinisiasi oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), Truth Tangerang Selatan, Madrasah Antikorupsi Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Koalisi Guru Banten (KGB), dan mahasiswa tersebut fokus pada dua hal, yaitu pemantauan dan sosialisasi.
Pemantauan dilakukan untuk mengawasi pilkada dari terjadinya kecurangan yang potensial dilakukan oleh kedua pasangan calon yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banten, yaitu Wahidin Halim-Andika Hazrumy dan Rano Karno-Embay Mulya. Sedangkan, sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar berperan aktif dalam Pilkada Banten 2017.
Pemantauan dan sosialisasi akan diadakan di delapan kabupaten/kota di Banten, yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang. Ayo Banten juga membuka posko pengaduan dan pusat informasi, pusatnya di Jalan Kalibata Timur IV D Nomor 6, Jakarta Selatan.
Sementara, untuk di Kota dan Kabupaten Serang ada di Komplek Taman Graha Asri AA. II/6, Kabupaten Tangerang di Jalan Raya Kresek Kampung Kebon Kalapa RT 4/ RW 3, Desa Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Pandeglang di Jalan Pandeglang-Mengger Km. 5, Kadulisung, Pandeglang. Kota Tangerang Selatan di Cluster Nusa Dua Blok B3 Nomor 9, Perumahan Villa Dago Pamulang, serta Kabupaten Cilegon di Link Rokal RT 04 RW 11, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang Kota.
Ketua Madrasah Antikorupsi UMT, Gufroni mengatakan, komunitas Ayo Banten bergerak dengan tulus dan ikhlas demi terciptanya Pilkada Banten yang berintegritas, berkualitas, dan bermartabat. Sehingga, kalau kondisi itu tercipa bisa melahirkan pemimpin amanah dan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya untuk Banten.
Mengawal integritas pilkada, dia mengatakan, membutuhkan komitmen dan peran aktif banyak pihak, seperti penyelenggara pilkada, pasangan calon, dan masyarakat. Sehingga, komunitas Gerakan Ayo Banten mengimbau agar pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) beserta tim pemenangannya di Pilkada Banten bisa mematuhi regulasi dan tidak melakukan pelanggaran.
"Banten butuh pemimpin yang visioner dan antikorupsi. Kami berharap masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan cerdas, jangan golput! Jangan sampai terulang lagi kesalahan masa lalu di masa yang akan datang," ujar Gufroni dalam orasinya saat launching perdana komunitas Ayo Banten di halaman Bandar Durian Citra Raya, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Ahad (18/12).
Komunitas Ayo Banten juga mengimbau kepada penyelenggara pilkada, baik KPU maupun Bawaslu Banten beserta jajawan di bawahnya untuk bersikap netral dan aktif dalam mengawasi serta menindaklanjuti temuan atau laporan dugaan pelanggaran pilkada. Khusus untuk masyarakat, komunitas Ayo Banten terus meminta untuk aktif mengawasi pelaksanaan Pilkada Banten 2017, mulai tahap kampanye hingga penetapan pasangan calon. Masyarakat diharapkan berani melaporkan dugaan pelanggaran pilkada kepada pengawas pemilu atau pemantau independen.
Anggota Pemuda Muhammadiyah, Putra mengingatkan, masyarakat khususnya masyarakat Muslim agar tidak memilih salah satu calon lantaran mendapatkan iming-iming uang. Dia mengatakan, dalam ajaran Islam, baik yang menyuap dengan yang disuap sama-sama mendapatkan dosa dan terancam masuk neraka saat penghitungan amal di akhirat kelak. "Kalau tidak mau masuk neraka, jangan pilih calon yang memberikan uang," kata Putra.
Ternyata masih banyak masyarakat Banten yang memiliki preferensi memilih tanpa melihat rekam jejak. Seorang ibu asal Cikupa, Jamilah mengaku, tidak mengenal kedua pasangan calon. Dia juga belum menentukan pilihan dalam Pilkada 2017. "Saya ini pendatang dari Jawa, tapi sudah ber-KTP dan KK sini. Saya belum tahu milih siapa," ujarnya dengan tertawa ringan.
Jamilah yang datang sambil menggendong anaknya yang masih balita ini, sengaja mendatangi keramaian dari acara tersebut, lantaran sedang mencari hiburan untuk anaknya. Tanpa mengetahui tujuan acara Gerakan Ayo Banten, Jamilah hanya berharap, pemimpin terpilih nantinya merupakan sosok yang adil dan bijaksana dalam menjalankan roda pemerintahan. Oleh Crystal Liestia Purnama, ed: Erik Purnama Putra