Rabu 06 Jan 2016 13:00 WIB

Si Gitar Tua’ takkan Tinggalkan Dangdut

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,‘Si Gitar Tua’ takkan Tinggalkan Dangdut

OLEH AGUS RAHARJO 

Raja Dangdut, Rhoma Irama, mendirikan partai sendiri setelah berpindah-pindah partai. Terjun ke dunia politik memang bukan hal baru bagi sang Raja Dangdut.

Saat ini, Rhoma didaulat menjadi orang nomor satu di Partai Idaman, partai bentukannya.

Namun, Rhoma masih ingin eksis di kancah mu - sik dangdut. Lagu-lagu ciptaannya masih sering didengar oleh telinga masyarakat Indonesia. 

Politik dan seni, kata Rhoma, adalah dua hal yang dapat dilakukan beriringan. Bahkan, seni musik dangdut yang sudah dilakoninya sejak beberapa dekade lalu itu diakui menjadi salah satu alasan sang Raja Dangdut akhirnya terjun ke dunia politik.

Kepada Republika, sosok bernama asli Raden Haji Oma Irama ini mengungkapkan, musik dapat menjadi nilai tambah bagi seorang pemimpin negara. Asalkan, sebagai pemimpin, musik memberi sinergi bagi aktivitas dan sikap dari negarawan. Kalau memang musik relevan dengan sikapnya sebagai seorang pemimpin, justru memberi nilai tambah untuk perjuangan sang negarawan sendiri. Hal itulah yang membuat Rhoma enggan untuk meninggalkan musik dangdut yang sudah ada dalam darahnya.

\"Sebagai seorang pemimpin negara, bukan berarti tidak boleh bermusik,\" ujar dia.

Selama menjalani karier politikya, Rhoma memang tidak pernah meninggalkan musik yang membesarkan namanya. Beberapa partai besar pernah sempat disinggahi. Seperti, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan terakhir Partai Bulan Bintang (PBB). Pengalaman di beberapa partai ini membuat Rhoma akhirnya mendeklarasikan partainya sendiri, Partai Idaman (Islam Damai dan Aman). Selama itu juga, musik dangdut menjadi senjata sang Raja menarik simpati masyarakat.

Bagi pria kelahiran Tasikmalaya ini, musik menjadi medium sangat efektif untuk menyampaikan visi dan misinya. Musik dianggap lebih jitu untuk memengaruhi sikap masyarakat dibanding hanya dengan orasi. Bahkan, lagu-lagu sarat pesan moral sudah diciptakan sosok yang akrab disapa Bang Haji ini dalam karier musiknya. Misalnya, tema soal korupsi, sudah diciptakan sekitar 1982 dengan lagu berjudul \"Indonesia\". Bahkan, dalam lagu \"Hak Asasi\"

yang diciptakan pada 1977, Rhoma sudah memberi peringatan agar menghormati hak asasi manusia. \"Ini senjata saya, musik ini bukan harus ditinggalkan, salah kalau ditinggalkan,\"

tegas dia.

Dalam setiap kesempatan menyampaikan orasi politik, Rhoma lebih memilih untuk meng - gunakan musik dang dut. Hal itu juga terlihat dalam deklarasi pendirian Partai Idaman beberapa waktu lalu di Monumen Tugu Prok - lamasi.

Secara menghibur, sang Raja Dangdut menyampaikan visi-misinya melalui lirik-lirik lagu yang dinyanyi kannya. Yaitu, mem bangun bangsa Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah. (ed:andri saubani)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement