Kamis 24 Mar 2011 15:03 WIB

Pemulangan WNI 'Overstayed' Arab Saudi Lebih Rumit dari Mesir

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
TKI telantar di kolong jembatan Arab Saudi
TKI telantar di kolong jembatan Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa pemulangan ribuan warga negara Indonesia yang melanggar izin tinggal (overstayed) di Arab Saudi berbeda dengan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir, Tunisia, Libya dan Jepang.

"Terkait upaya kita untuk memulangkan WNI bermasalah dan overstayed harus dilakukan dengan tepat, karena kasusnya beda dengan ketika evakuasi WNI di Mesir, Tunisia, dan Libya," kata Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (24/3).

Proses penanganan para WNI bermasalah di Arab Saudi itu, kata dia, juga berbeda dengan evakuasi WNI di kawasan yang terdampak gempa, tsunami dan radiasi nuklir di Jepang.

"Namun meskipun berbeda kasusnya bagaimanapun harus kita laksanakan dengan baik," katanya.

Menurut Presiden, ada sisi kemanusiaan yang harus menjadi pertimbangan namun karena kasusnya berbeda makan langkah-langkah yang diterapkan pun harus berbeda.

Sementara itu dalam beberapa bulan terakhir Pemerintah Indonesia telah memulangkan sekitar 1.000 WNI bermasalah dari Arab Saudi.

Pada kesempatan itu selain membahas mengenai kasus WNI overstayed di Arab Saudi, Sidang Kabinet juga akan membahas mengenai kesiapan Indonesia menyelenggarakan rangkaian KTT ASEAN sepanjang 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement