Kamis 24 Mar 2011 15:21 WIB

SBY Minta Informasi Soal Nuklir Jepang Tidak Menakut-takuti Rakyat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu.
Foto: Republika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pejabat memberikan informasi yang tepat mengenai dampak radiasi nuklir Jepang. Ini untuk meluruskan informasi-informasi yang beredar di masyarakat.

"Saya tidak suka ketika beberapa saat yang lalu beredar sms yang menurut saya tidak pada tempatnya menakut-nakuti, mengedarkan berita yang tidak bisa dipertangunggawabkan seputar radiasi ini," kata Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, saat memimpin Sidang Kabinet.

Menurut Presiden, segera setelah dia mendengar sms itu dia meminta pejabat yang bersangkutan memberikan penjelasan agar rakyat tidak menerima informasi yang salah.  "Jangan sampai rakyat kita menerima informasi yang keliru. Harapan saya(hasil) rapat hari ini bisa diteruskan ke masyarakat luas, sehingga masyarakat paham tidak perlu khawatir, tidak perlu takut tapi mengerti," katanya.

Apabila masyarakat memahami dampak radiasi nuklir dengan benar, kata Presiden, maka rakyat dapat berjaga-jaga dan waspada. "Waspada tapi tidak harus serba takut dengan informasi yang tidak benar tadi," katanya.

Pascabencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret lalu, pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang, Fukushima No.1 mengalami masalah dengan sistem pendinginnya yang mengakibatkan kebakaran di sejumlah reaktornya.

Gagalnya sistem pendingin balok-balok bahan bakar nuklir mengakibatkan kebocoran gas radio aktif yang memaksa pemerintah Jepang mengevakuasi ribuan warganya yang tinggal di sekitar Fukushima No.1. Sejumlah negara kemudian juga meningkatkan kewaspadaan dengan memeriksa tingkat radiasi bahan pangan, barang dan orang yang masuk dari Jepang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement