Kamis 24 Mar 2011 18:00 WIB

Wow... Jepang Butuh 6 Hari Buat Jalan Mulus Lagi

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pemerintah Jepang mulai menyingkirkan mobil-mobil berserakan yang diterjang tsunami.
Foto: AP PHOTO
Pemerintah Jepang mulai menyingkirkan mobil-mobil berserakan yang diterjang tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Jika saja reaktor nuklir di Fukshima, Perfektur Miyagi, tidak rusak, Jepang Bisa jadi mempercepat pemulihan pascabencana kembar, gempa plus tsunami, beberapa waktu lalu. Sebuah foto yang diabadi Assosiated Press (AP), Kamis (17/3) dan (24/3) membenarkan fakta tersebut.

Foto itu menggambarkan kondisi jalan tol di area Kanto Raya, Naka, mengalami kerusakan yang sangat serius. Jalan terbelah menjadi tiga bagian.

Pinggiran jalan juga mengalami kerusakan yang tak kalah parah dimana tanah ambruk menimpa bagian bawah yang kebetulan merupakan jalan raya. Seminggu setelah foto pertama dipublikasikan, fotografer AP mendapatkan kondisi jalan tol Kanto Raya, Naka, sudah kembali normal dan mulus.

Bagi Jepang, perbaikan infrastruktur jalan raya terutama jalan tol sangat diperlukan guna mengaktifkan kembali kegiatan ekonomi yang sempat lumpuh akibat gempa. Guna mempercepat perbaikan infrastuktrur, Jepang menggandeng sejumlah investor, salah satunya Warren Buffett, industrialis terkaya AS yang bersedia berinvestasi.

Secara terpisah, kendaraan berpengeras suara berkeliling ibukota untuk memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mewaspadai radiasi dari bocornya reaktor nuklir di Fukushima. Peringatan itu  menjadi hal wajib meski jarak antara Tokyo menuju Fukushima mencapai 242 kilometer

Masyarakat Tokyo dengan segera mematuhi pengumuman itu dengan tidak mengkonsumsi air kemasan dan susu yang berasal dari Fukushima. Supermaket juga melakukan tindakan serupa untuk tidak menjual air minum kemasan dan susu.

"Kami dapat memahami jika mereka mengatakan radiasi itu berbahaya bagi anak-anak karena tubuh mereka lebih kecil dan menyebabkan adanya ancaman terhadap kalenjar tiroid lantaran kandungan yodium terakumulasi," komentar Yasuke Harade, salah seorang pekerja. 

Namun, ia menyesalkan bila peringatan itu hanya diberlakukan pada anak-anak tanpa memberikan arah kepada tingkatan dewasa.  "Mereka mengatakan kami tidak perlu takut mengkonsumsi apapun. Tapi apakah itu benar," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement