REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengatakan penyerangan citra partainya tak terlepas dari peta politik Indonesia. Kekuatan apapun yang terkonsolidasi dan dianggap mengancam, pasti akan diserang.
“Kami dianggap paling konsolidatif. Ada kecemasan kalau PKS menang (Pemilu mendatang), maka dihajar dulu dari sekarang,’’ kata Fahri, Kamis (24/3). Menurut dia, siapa yang bermain di balik serangan terhadap PKS ini tidak berasal dari satu kelompok saja.
Dalam teori kekuasaan, papar Fahri, ketika kekuasaan lemah dan tak terkonsolidasi maka status kekuasaan itu adalah lemah. Padahal, ibarat kekuasaan adalah lampu, ketika lampu itu kuat maka laron akan mengumpul. Sebaliknya jika lampu itu lemah, maka laron akan menyebar karena semua lampu terlihat sama kuatnya.
“Yang tak disadari Pemerintah, karena Pemerintah lemah maka banyak kekuatan di luar Negara menguat dan muncul banyak pemain. Para pemain ini saling hajar dan saling salah paham,’’ papar Fahri. Elemen-elemen ini menjadi saling hajar dan sangat partisan.
Kalau kemudian Partai Demokrat ‘berang’ dan meminta PKS tak asal tuduh soal serangan eksternal ke PKS, menurut Fahri justru mengundang pertanyaan. Meskipun dia hanya tertawa saja ketika didesak mengenai hal itu. “Yang bermain banyak kok,” ujar dia. Sementara bagi PKS, tambah Fahri, hujan serangan ini justru membuat mereka semakin konsolidatif.