REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Tragedi nuklir Fukushima di Jepang tidak menghentikan rencana Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) untuk terus berkampanye soal perlunya Indonesia memiliki reaktor nuklir. Demikian juga ketika beberapa negara Eropa mulai mempertimbangkan bahayanya memiliki PLTN.
Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) mengungkapkan Indonesia sudah layak untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini. "Saat ini, SDM yang dimiliki Batan sudah mencukupi bila nantinya PLTN terwujud dibangun," kata Kepala Biro Kerja sama Hukum dan Humas Batan, Ferhat Aziz dihubungi, Jumat.
Diperkirakan, untuk membangun PLTN harus direncanakan saat ini dan baru dapat direalisasikan sekitar 10 tahun kemudian. "Kalau saat ini semua setuju, maka 2025, Indonesia sudah bisa memiliki PLTN," katanya.
Ia katakan, SDM yang nanti ditugaskan dalam pengoperasian PLTN, tidak hanya dari Batan melainkan dari PLN dan Kementerian ESDM. Gabungnya kedua pihak tersebut, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir. Belum lagi, sejumlah pakar yang telah sejak puluhan tahun sebelumnya sudah disiapkan. Sehingga, bila dibandingkan dengan negara seperti Korea, Vietnam dan Malaysia, maka Indonesia sudah sangat siap.
"Bila dibandingkan dengan negara tersebut dalam segi SDM, Indonesia sudah lebih siap. Hanya saja, pembangunannya lebih awal negara lain dibandingkan di sini," katanya. Ditambahkan, hingga saat ini Batan masih menunggu realisasi pemerintah pusat dalam pembangunan PLTN. Sebab, Batan hanya bertugas untuk menyiapkan SDM dan studi kelayakan.