REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan kepada timpalannya dari AS, Presiden Barack Obama, pada Kamis (25/3) bahwa pencegahan kematian warga sipil harus menjadi prioritas utama bagi komunitas internasional di Libya. Kedua pemimpin membahas situasi di negara Afrika Utara itu melalui telepon, kata dinas pers Kremlin.
"Presiden Rusia menekankan perlunya untuk mencegah kematian di antara warga sipil dan mengatakan prioritas harus diberikan kepada sasaran dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973," kata mereka. Kedua presiden juga mendiskusikan masuknya Rusia untuk menjadi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan pertahanan rudal Eropa.
Dewan Keamanan PBB memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya pada tanggal 17 Maret. Mandat itu memungkinkan "semua langkah yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil dari serangan Muammar Gaddafi di kota-kota yang dikuasai pemberontak.
Operasi untuk menegakkan zona larangan terbang dengan nama sandi Odyssey Fajar, dilakukan bersama oleh 13 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.
Sementara itu televisi pemerintah Libya telah melaporkan bahwa sedikitnya 100 warga sipil tewas dan lebih dari 150 terluka oleh serangan. Pesawat-pesawat tempur Barat telah terbang lebih dari 300 kali di negara Afrika Utara itu dan menembakkan 162 rudal Tomahawk dalam misi PBB untuk melindungi warga sipil Libya melawan pasukan pemerintah.