Sabtu 26 Mar 2011 21:09 WIB

Korban Tewas Meningkat, Rakyat Afghanistan Siapkan Aksi Anti-AS

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN  - Rakyat Afghanistan bersiap untuk sebuah aksi protes massal atas kematian warga sipil yang berulang kali terjadi, akibat serangan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan AS di negara mereka.

Aksi sebagai tanggapan eskalasi pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan pendudukan dan pengungkapan juru bicara NATO terkait pembunuhan sejumlah warga sipil di Afghanistan. Rakyat negara itu marah atas pembantaian massal warga sipil tak berdosa oleh pasukan pendudukan pimpinan AS di negara itu.

Sejumlah warga sipil yang jumlahnya tidak diketahui terbunuh dan luka-luka dalam serangan udara oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan NATO di Helmand pada Jumat (25/3).

Sementara itu, juru bicara NATO mengungkapkan bahwa pasukan pimpinan AS yang menargetkan para pejuang Taliban secara tidak sengaja membunuh dan melukai warga sipil.

Ia mengatakan hal itu terjadi ketika NATO meminta sebuah serangan udara terhadap dua kendaraan yang diyakini bermuatan anggota Taliban, namun tim NATO yang menyelidiki hasil serangan menunjukkan adanya warga sipil yang ikut terkena serangan udara itu.

Tewasnya warga sipil merupakan salah satu isu yang paling diperdebatkan di Afghanistan, sehingga memerburuk hubungan pasukan internasional dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Sebelumnya pada bulan ini, Karzai secara tegas mengeritik aksi tidak berperikemanusiaan NATO terhadap warga sipil, yang kemudian meminta penarikan mundur pasukan asing dari Afghanistan.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa awal bulan ini, lebih dari 2.777 warga sipil tewas di Afghanistan pada 2010, jumlah yang paling parah selama perang sembilan tahun itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement