REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sabtu (26/3) mengatakan perpecahan politik internal antara wilayah Palesitina merupakan hambatan bagi perdamaian dengan Israel.
"Tidak akan ada perdamaian tanpa pemenuhan aspirasi rakyat kami untuk mengakhiri perpecahan," kata Abbas dalam pertemuan langka dengan sejumlah pejabat Hamas, yang merupakan rival dari partai Fatah, di kota Ramallah, Tepi Barat.
Perpecahan tersebut meluas pada Juni 2007, ketika pihak Hamas menyerbu pasukan pemerintah pro Fatah dan mengambil alih Jalur Gaza. Sejak itu pemerintah Palestina pimpinan Abbas hanya terbatas untuk wilayah Tepi Barat.
Abbas mendiskusikan visi terbarunya guna mengakhiri perpecahan itu dengan sejumlah pejabat Hamas. Upaya itu dilakukan dengna kunjungan ke Gaza untuk membentuk pemerintah teknokratik yang akan menyiapkan pemilihan umum dalam kurun waktu enam bulan, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.
Abbas juga mendesek Hamas agar memulihkan ketenteraman di Gaza, menyusul sepekan kekerasan dan eskalasi militer dengan Israel yang menewaskan enam warga sipil Palestina dan empat milisi.
Aziz Al-Dewaik, seorang pemimpin Hamas yang menghadiri rapat tersebut, menggambarkan langkah itu sebagai sesuatu yang positif dan mendalam. Ia berjanji akan mengungkapkan langkah yang akan ditempuh guna mencapai persatuan dalam beberapa hari kedepan.
Al-Dewaik, pemimpin parlemen Palestina yang telah dibekukan sejak 2007, mengatakan bahwa kunjungan Abbas ke Gaza akan menjadi "langkah nyata" yang diharapkan akan mengakhiri perpecahan.
Pada 15 Maret, Ismail Haneya, pemimpin pemerintahan Hamas, mengundang Abbas untuk berdialog di Gaza. Abbas, yang secara tidak terduga menerima undangan tersebut, mengatakan ia dapat pergi ke Gaza hanya untuk mengumumkan formasi pemerintahan bersatu yang akan menyiapkan pelaksanaan pemilihan umum.
Haneya dan Abbas menjawab tekanan publik yang menginginkan rekonsiliasi. Namun, Fatah melihat Hamas tidak serius dalam mengundang Abbas ke Gaza, dengan menyoroti gagalnya upaya sebelumnya dari delegasi Abbas yang ingin memasuki Gaza guna menyiapkan kunjungan itu.