Ahad 27 Mar 2011 11:18 WIB

BIN dan Polri Diminta Usut Isu Dewan Revolusi

Rep: EH Ismail/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu ormas pendukung SBY, Benteng Kedaulatan (BK), meminta agar Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) segera mengusut kebenaran adanya isu Dewan Revolusi. Dewan Revolusi merupakan sebutan nama lembaga persekongkolan antara sejumlah pensiunan jenderal dengan ormas Islam untuk melemahkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Isu Dewan Revolusi mencuat pertama kali melalui kantor berita Al-Jazeera yang bermarkas di Qatar. Ketua Umum Benteng Kedaulatan, Farhan Effendy, mengatakan, isu Dewan Revolusi berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan dan politik yang mampu berdampak pada segi ekonomi, sosial, dan pertahanan.

"Karenanya ini harus diusut, BIN dan Polri harus menyelesaikan isu ini," kata Farhan di Jakarta, Ahad (27/3).

Dia melanjutkan, isu Dewan Revolusi sengaja dimunculkan sejumlah pihak yang menginginkan kemunduran demokrasi Indonesia. Penghembusan isu tidak dilatarbelakangi alasan buruknya kinerja pemerintah dan lemahnya pemerintahan saat ini.

"Saya menduga isu ini lahir dari kegenitan para elit politik yang tidak memilik nalar sehat, tidak kritis dan kekanak-kanakan," imbuh Farhan

Farhan pun tak percaya jika Dewan Revolusi yang disebut-sebut merupakan kumpulan para pensiunan jenderal mempunyai agenda menggulingkan pemerintahan SBY. Kendati pun benar ada kumpulan 'jenderal sakit hati" terhadap SBY, namun Farhan yakin para jenderal tersebut akan berdiri di atas kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau hanya kecewa terhadap pemerintahan kemudian memutuskan kudeta, itu saya sudah pasti bukan kelasnya jenderal. Bagaimanapun jenderal pasti akan memikirkan NKRI daripada nafsu pribadi atau kelompok," tandas Farhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement