REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Guru Besar Politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai munculnya pemberitaan The Age yang melansir bocornya kawat diplomatik oleh Wikileaks tentang Presiden Susilo Bambang Yuhoyono, menunjukan Indonesia tidak memiliki harga diri lagi.
"Bocornya kawat diplomatik oleh Wikileaks tentang pemerintahan bukan saat ini saja. Mereka bangsa asing berani mengobok-obok negeri ini, karena memang negeri yang besar ini dianggap sudah dinilai tidak memiliki harga diri," kata Iberamsjah kepada wartawan, Ahad.
Iberamsjah menyatakan Yudhoyono tidak memiliki ketegasan di dalam mengambil sikap, baik untuk urusan dalam negeri, maupun urusan yang menyangkut pihak asing. "Sebenarnya Wikilekas ataupun pihak asing lainnya tidak akan berani kepada negeri ini, kalau pemimpinnya terlihat tegas di dalam mengatur negerinya. Nah, jangankan untuk mengatur hubungan luar negeri, toh di dalam negerinya aja Yudhoyono tak mampu menunjukan sosok pemimpin yang tangguh dan tegas," kata Iberamsjah geram.
Iberamsjah mengharapkan SBY dan pemimpin yang akan datang dapat lebih tegas. "Negeri yang kuat itu karena pemimpinnya juga kuat. Yang memiliki karakter pemimpin yang tidak bisa ditakut-takuti atau diancam.
Iberamsjah menegaskan, kekisruhan politik yang terjadi di negeri ini, mulai dari munculnya deklarasi tokoh agama dan pemuda yang memunculkan kebohongan SBY, ancaman Front Pembela Islam (FPI yang akan menggulingkan pemerintahan SBY jika ormas dibubarkan dan kekisruhan di koalisi, itu dikarenakan tidak adanya ketegasan SBY.