REPUBLIKA.CO.ID,BAHRAIN--Partai oposisi penting Bahrain, Wefaq, Senin, mengatakan 250 orang telah ditahan dan 44 yang lain hilang sejak tindakan keras keamanan menghancurkan demonstrasi yang telah berlangsung beberapa pekan, lebih dari dua kali lipat jumlah pekan lalu.
Awal bulan ini, penguasa Sunni di Bahrain, keluarga al-Khalifa, telah memberlakukan keadaan perang dan memanggil tentara tetangga-tetangga Teluknya yang diperintah Sunni, guna mengakhiri berpekan-pekan kekacuan saat demonstrasi prodemokrasi yang dipimpin oleh demonstran-demonstran yang sebagian besar Syiah.
Secara terpisah, para penuntut militer melarang media melaporkan mengenai para tersangka dan kasus-kasus yang terkait dengan keadaaan perang, kantor berita BNA melaporkan, Senin.
Kegarangan tindakan keras, yang melarang semua pertemuan umum dan menyebar pasukan keamanan bertopeng di kota ke pos pemeriksaan orang, telah mengkelengerkan mayoritas Syiah Bahrain dan membuat marah kekuatan Syiah bukan Arab di kawasan itu, Iran.
Wefaq menyatakan banyak warga Bahran, yang sebagian besar Syiah, telah ditangkap di pos pemeriksaan atau dalam serangan di rumah. Dalam kasus lain, beberapa anggota keluarga melaporkan bahwa keluarganya tidak pulang, anggota Wefaq, Mattar Ibrahim Mattar, mengatakan pada Reuters melalui telpon.
"Kami memiliki sekitar 250 orang yang telah dipastikan ditangkap dan 44 yang hilang, meskipun jumlah itu fluktuatif ketika orang muncul lagi setelah bersembunyi dari polisi," kata Mattar, seorang anggota parlemen sebelum Wefaq mundur karena penggunaan pasukan terhadap demonsran.
"Baru hari ini dan kemarin, kami mendapat telpon dari 35 keluarga yang mengatakan mereka telah kehilangan kontak dengan keluarga mereka ketika mereka melalui sebuah pos pemeriksaan," kata Mattar. "Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, pemerintah tidak mau mengatakan. Dalam keadaan ini, kami benar-benar mengharapkan mereka yang ditangkap itu."
Beberapa pejabat tidak bisa dihubungi dengan segera untuk dimintai komentar mengenai jumlah orang yang diperkirakan oleh Wefaq telah hilang atau ditangkap.
Lebih dari 60 persen rakyat Bahrain adalah orang Syiah dan sebagian besar meminta monarki konstitusinal, tapi permintaan oleh kelompok garis keras akan penggulingan monarki telah memperingatkan minoritas Sunni, yang mengkhawatirkan kekacauan itu dimanfaatkan Iran, yang berada tepat di seberang perairan Teluk.
Wefaq mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditahan atau hilang bukan aktivis, meskipun banyak pemimpin politik yang ditangkap pada hari-hari segera setelah tindakan keras 16 Maret. Beberepa orang yang hilang muncul tewas pekan lalu