Selasa 29 Mar 2011 10:35 WIB

Krisis Nuklir di Jepang, Alat Pengukur Radiasi Nuklir Laris Manis di Singapura

Alat pengukur radiasi, Geiger.
Foto: Strait Times
Alat pengukur radiasi, Geiger.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Krisis nuklir di Jepang berpengaruh hingga ke Singapura. Di negara kecil ini, alat detektor radiasi nuklir (dosimeter) mendadak laku keras dan sukar dijumpai di pasaran.

Salah satu produsen alat detektor nuklir lokal, QT Instruments, mengatakan penjualan mereka meroket tiga kali lipat dalam dua pekan terakhir. Setelah gempa dan tsunami dahsyat yang menggoyang Jepang, 11 Maret lalu.

Sepekan terakhir, QT Instruments menjual 20 dosimeter. Kini mereka memesan 100 dosimeter lagi ke berbagai pemasok. Siapa saja yang memesan dosimeter itu? Menurut QT, pesanan ramai dari perusahaan yang memiliki kantor cabang di Jepang, selain pembelian pribadi.

Direktur QT Instruments, Myra Chung, mengatakan, "Kami pernah melayani seorang ayah yang membeli dosimeter untuk anak perempuannya yang kini masih di Jepang."

Dosimeter bentuknya bisa bermacam-macam. Seperti pena atau sebesar telapak tangan orang. Harganya sekitar 400-600 dolar AS.

Selain dosimeter, adapula alat pengukur radiasi di udara yang bernama Geiger. Namun harga Geiger ini ribuan dolar AS dan besarnya seperti batu bata. Geiger biasa digunakan untuk mengukur radiasi di daerah yang lebih luas.

QT Instruments mengatakan penjualan Geiger juga meningkat pesat. Sehari bisa menjual lima Geiger. Malahan, pekan lalu QT mendapat pesanan 90 Geiger dari seorang pebisnis lokal.

sumber : Strait Times
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement