REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Kantor Tenaga Kerja Luar Negeri Filipina (POLO) di Riyadh mengklarifikasi laporan tentang larangan rekrutmen pekerja rumah tangga Filipina di Saudi, Senin (28/3).
"Larangan itu hanya menyebutkan bahwa proses dan penempatan pekerja rumah tangga baru—pembantu, sopir keluarga, pengasuh rumah tangga dan tukang kebun—telah dihentikan. Namun, pekerja rumah tangga yang telah bekerja di Saudi dan ingin kembali setelah berlibur di kampung halamannya, diperbolehkan kembali," kata juru bicara POLO.
Sejumlah sumber mengatakan, larangan mempekerjakan pekerja rumah tangga baru muncul karena Departemen Tenaga Kerja dan Kepegawaian Saudi telah memberlakukan begitu banyak persyaratan yang harus dipatuhi oleh para majikan di Kerajaan tersebut.
Ini termasuk gaji bulanan yang mencapai 400 dolar AS, adanya identifikasi majikan, sketsa rumah majikan, izin kepolisian, dan lain-lainnya.
Kantor POLO di Jeddah dan Alkhobar mengatakan sedang menunggu instruksi dari Manila. Ditanya tentang jumlah pekerja rumah tangga Filipina di Riyadh, juru bicara POLO yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sejauh ini kurang dari 1.000 orang yang memenuhi standar administrasi dan sertifikasi yang ditetapkan pemerintah Saudi.
"Namun, kami telah menghubungi Sekretaris Menteri Ketenagakerjaan Filipina Danilo Cruz untuk menginformasikannya tentang larangan Kerajaan terhadap pekerja rumah tangga yang telah bekerja di sini. Dia berjanji akan berbicara dengan pihak-pihak terkait di Saudi,” ujarnya.