REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polisi menemukan jejak kekerasan dalam kematian Sekjen Partai Persatuan Bangsa, Irzen Octa, di kantor Citibank, Jakarta. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Gatot Edy Purnomo, mengatakan hal itu terungkap dari hasil visum sementara. "Ada memar di kelopak mata," kata dia di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat (1/4).
Irzen Octa, meninggal di kantor Citibank Menara Jamsostek Jamsostek, Jakarta Selatan, (Selasa 29/3). Sebelumnya, ia datang untuk mengurus tagihan kredit di bank tersebut.
Gatot mengatakan seorang tersangka berinisial A menemuinya. Ada perbedaan data antara Octa dan pihak bank mengenai jumlah tagihan. Octa tercatat memiliki hutan Rp 68 Juta. "Setelah dihitung dengan bunga total Rp100 juta," jelas Gatot.
A membawa Octa ke ruang Cleo di lantai lima gedung. Di sana Octa diinterogasi oleh A, B dan H. Gatot menjelaskan dari pengakuan ketiga tersangka mereka melakukan intimidasi terhadap Octa.
Tekanan itu berupa memukul dan menendang meja, serta menepuk bahu korban. "Itu kata mereka," timpal Gatot. Polisi sedang mendalami apa yang dimaksud para tersangka sebagai 'menepuk bahu'.
Korban diinterogasi sejak pukul 10.28. Kemudian ketiga tersangka meninggalkan Korban di dalam ruangan.
Saat korban berada sendiri di dalam ruangan seorang saksi sudah melihat Octa terjatuh. Hal itu disampaikannya pada A. Saksi tersebut, kata Gatot melihat busa ke luar dari mulut Octa.
Tapi tak dihiraukan. Ia baru mendapat perhatian A pukul 13.20. Octa dilarikan ke Rumah Sakit Mintoharjo setelah rekan korban dihubungi melalui telepon seluler korban, tapi nyawanya tidak tertolong.