Senin 04 Apr 2011 17:52 WIB

Banjir di Thailand Pengaruhi Dua Juta Orang

Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK--Keadaan darurat banjir mereda di sejumlah provinsi di Thailand selatan, sementara upaya penanggulangan dan penyelamatan berlanjut untuk membantu lebih dari dua juta penduduk terkena bencana banjir akibat hujan lebat sejak 23 Maret itu. Hujan lebat masih mengguyur sejumlah provinsi di wilayah selatan, banjir di tiga provinsi, seperti, Phangnga, Narathiwat, dan Satun, serta Chumphon juga menyurut, kecuali di kabupaten Langsuan.

Sepuluh provinsi terkena hujan bukan musiman serta banjir terdiri atas Nakhon Si Thammarat, Phatthalung, Surat Thani, Trang, Chumpon, Songkhla, Krabi, Phangnga, Satun, dan Narathiwat.

Sekitar 40 ribu penduduk di Nakhon Si Thammarat, Surat Thani dan Krabi diungsikan menuju 35 penampungan sementara.

Jumlah korban tewas akibat banjir meningkat menjadi 45 jiwa, termasuk delapan yang tewas akibat lumpur longsor di kabupaten Khaophanom, Krabi, pada 30 Maret. Sementara itu, lumpur longsor di Bantonharn mencederai 24 orang, selain empat lagi masih dinyatakan hilang.

Departemen Mitigasi dan Pencegahan Bencana Thailand melaporkan bahwa jumlah kerusakan akibat bencana itu terdiri atas 24 rumah hancur dan 2.608 lagi rusak. Menurut survai awal, 3.133 jalan, 321 pipa penyalur air, 52 tanggul, 295 jembatan, 340 sekolah dan 76 kantor pemerintahan juga rusak.

Sekitar 400 ribu hektare lahan pertanian dan 36.265 kolam ikan terkena banjir, selain 47 trayek di 42 jalan tol juga terbanjiri, dengan 31 jalan tersebut tidak dapat dilalui. Walaupun bandar udara Nakhon Si Thammarat ditutup hampir sepekan, sarana angkutan lain telah mulai melanjutkan pelayanan.

Pelayanan kereta wilayah selatan beroperasi dari bagian atas selatan menuju stasiun Chaiya di Sarat Thani dan dari Nakhon Si Thammarat menuju Sungai Kolok. Selain itu, bus telah beroperasi, namun mengganti pemberhentiannya, karena beberapa terminal masih terendam air, sementara kapal feri menuju pulau di Surat Thani telah melanjutkan pelayarannya.

Otoritas Listrik Provinsi (PEA) melaporkan gangguan penyaluran listrik akibat banjir mempengaruhi lebih dari 539 ribu warga. Sementara teknisi PEA memperbaiki tiang listrik dan jalur transmisi, listrik telah beroperasi secara resmi, namun di sejumlah kawasan, pemadaman masih terjadi, sehingga memengaruhi 66 ribu warga, karena tiang listrik dan sistem penyaluran rusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement