REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Save Our Soccer (SOS) menyatakan bahwa mereka sebenarnya kecewa dengan komposisi orang-orang yang duduk di Komite Normalisasi. Beberapa orang dari delapan anggota Komite Normalisasi bentukan FIFA tersebut memiliki rekam jejak yang bermasalah.
"Catatan-catatan beberapa anggota Komite dikhawatirkan akan mengancam proses transisi revolusi PSSI," kata aktivis antikorupsi yang tergabung dalam SOS, Apung Widadi, di depan kantor PSSI Senayan, Jakarta, Rabu (6/4).
Komite Normalisasi diketuai oleh Agum Gumelar yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan PSSI. Agum dibantu oleh anggota Komite Normalisasi seperti Joko Driyono (CEO PT Liga Indonesia), Sukawi Sutarip (Ketua PSSI Pengprov Jawa Tengah), Siti Nurzanah (Arema Indonesia), Hadi Rudiatmo (Persis Solo), Samsul Ashar (Persik Kediri), Satim Sofyan (PSSI Pengprov Banten) dan Dityo Pramono (PSPS Pekanbaru).
SOS mendesak Komite Normalisasi untuk menerapkan prinsip transparansi pada setiap proses tahapan hingga Kongres Pemilihan Pengurus PSSI Periode 2011-2015. Hal itu agar proses berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat.
Apung juga mengatakan bahwa rentang waktu hingga tenggat penyelenggaraan kongres yang ditetapkan FIFA pada 21 Mei mendatang itu memang pendek. Karena itu, Komite pimpinan Agum Gumelar ini harus bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungking untuk bekerja keras. "Komite harus jelas setiap tahapan demi tahapan, transparan ke publik, dan progresif," kata Apung