REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda Ansor mengkritik film Tanda Tanya karena penggambaran Banser yang 'berlebihan'. Meski demikian, GP Ansor tidak akan memboikot film ini.
Bahkan GP Ansor tidak sepakat dengan pandangan Majelis Ulama Indonesia soal paham sesat yang dibawa dalam film besutan Hanung Bramantyo ini. Hal ini disampaikan Ketua GP Ansor, Nusron Wahid, pada Republika, Kamis.
Menurut dia, berlebihan bila film yang baru beredar sehari ini langsung ditarik dari peredaran gara-gara ada pihak yang tidak setuju dengan isinya.
Nusron juga meminta semua pihak tidak cepat-cepat menilai film ini menyebarkan paham pluralisme. Sebaliknya, Nusron menilai film Tanda Tanya mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika dan keberagaman umat beragama di Indonesia.
Seperti diberitakan, film Tanda Tanya mengundang kontroversi setelah MUI menilai film ini diboncengi paham pluralisme yang ditolak MUI. Menurut MUI, Hanung dalam film ini memosisikan dirinya sebagai netral yaitu semua agama sama adanya dan menyembah Tuhan yang sama.
Ketua MUI Bidang Budaya, KH Cholil Ridwan menegaskan pandangan pluralisme itu bukan cara pandang Islam. Karena Nabi Muhammad SAW sudah menegaskan, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammada utusan Allah.