Kamis 07 Apr 2011 21:34 WIB

Hanung: Film Saya Hanyalah Gagasan Lama

Rep: M Akbar/ Red: Johar Arif
Pemutaran perdana film Tanda Tanya karya Hanung Bramantyo di Djakarta Theater.
Foto: Republika
Pemutaran perdana film Tanda Tanya karya Hanung Bramantyo di Djakarta Theater.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sutradara film ‘?’ (Tanda Tanya), Hanung Bramantyo, mengatakan gagasan soal keberagaman dan kebhinekaan yang diangkat dalam filmnya hanyalah gagasan lama.

''Toleransi beragama dengan kebhinekaan itu kan gagasam lama. Semuanya sudah dilakukan sejak jamannya Muhammad Yamin maupun Bung Karno,'' kata Hanung dalam perbincangan kepada Republika melalui saluran telpon, Kamis (7/4) malam.

Pernyataan dari Hanung sebagai respons atas protes dari NU dan MUI yang telah menuding filmnya menyebarkan paham pluralisme beragama.

Hanung justru balik bertanya pada bagian mana dari adegan di filmnya yang telah membuat kekhawatiran umat Muslim menjadi murtad. Suami dari Zaskia Mecca ini juga menyitir salah satu dialog yang ada di filmnya. Dialog tersebut berbunyi,''Pernahkah dengar kehancuran agama karena adanya sebuah film (drama)? Tetapi kehancuran agama itu karena kebodohan. Jangan sekali-kali berbuat bodoh.''

''Nah kalau mereka khawatir dengan film saya, bagaimana dengan film-film horor dan seks. Kok mereka diam saja?'' Kata Hanung balik bertanya.

Bagi Hanung, saat ini keyakinannya masih tetap bulat terhadap film yang dibuatnya tersebut. Ia mengaku selama ini pihaknya sudah cukup intens berdialog dengan pihak Lembaga Sensor Film (LSF). ''Yang pasti saya tidak bisa membendung, melarang atau menghambat persepsi seseorang terhadap sebuah film. Orang boleh saja bilang Hanung itu goblok dan lain sebagainya. Semua itu kan hanya persepsi saja,'' ujar peraih tropi Citra FFI ini.

Ketika ditanya perihal langkah berikutnya di tengah kritikan, Hanung hanya menjawab,''Saya hanya berdoa saja supaya film saya laris.''

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement