REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS - Pesawat-pesawat perang NATO telah mencegat sebuah jet tempur MIG-23 yang dioperasikan oleh seorang pilot pemberontak pada Sabtu (9/4). NATO memaksanya mendarat karena telah melanggar zona larangan terbang PBB.
''Jet itu berangkat dari sebuah lapangan terbang yang dikuasai pemberontak dekat kota Benghazi di Libya timur pada pagi hari dan dicegat dalam beberapa menit,'' kata pejabat NATO tanpa menyebut nama.
Tidak ada senjata yang telah ditembakkan oleh masing-masing pihak. "Tidak ada tindakan agresif yang dipertontonkan oleh MIGH-23 dan pesawat-pesawat NATO mulai memaksanya mendarat kembali di lapangan terbang Benghazi itu," kata pejabat tersebut.
Pejabat itu menambahkan bahwa pemberontak tidak memperingatkan NATO bahwa salah satu jet mereka telah take off. Itu adalah pertama kali sebuah pesawat melanggar zona larangan terbang sejak NATO mengambil komando misi dari koalisi pimpinan Amerika Serikat pada 31 Maret.
"Permintaan untuk terbang oleh siapa saja di zona larangan terbang akan diperiksa dengan teliti dan harus ada alasan yang sangat memaksa bagi sebuah pesawat untuk terbang," kata pejabat itu. ''Jet-jet NATO berjuang untuk mencegat MIG-23 itu setelah jet tempur itu terdeteksi oleh sebuah pesawat pengawasan AWAC.''
Dua pesawat NATO terbang di samping MIG itu dan membuat kontak visual dengan pilot Libyanya. Mereka menggunakan isyarat internasional untuk mengindikasikan bahwa ia harus mendarat. Isyarat itu biasanya dilakukan dengan tangan atau dengan merebahkan sayap pesawat.
"Ia menurut dan pesawat itu mendarat dengan cepat setelah bertolak," kata pejabat tersebu. "(Pesawat) itu hanya di udara beberapa menit. Dalam kasus ini tidak ada kelakuan yang agresif, yang berarti tidak ada kekuatan mematikan telah diminta."
NATO menduga pilot itu bagian dari oposisi karena Benghazi berada di tangan pemberontak. Kelompok oposisi Qadafi menyita beberapa jet tempur Libya. "Itu menunjukkan kami tidak memihak, zona larangan terbang diberlakukan pada setiap pesawat. Zona larangan terbang adalah zona larangan terbang," tandasnya.
Pada bulan, Dewan Keamanan PBB memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya untuk mencegah Muamar Qadafi menggunakan pasukan udaranya untuk menyerang warga sipil setelah pemimpin Libya itu menindak keras demonstrasi pro-demokrasi. NATO juga telah melakukan serangan udara terhadap pasukan darat Qadafi menurut mandat PBB untuk menggunakan semua cara seperlunya guna melindungi penduduk.