REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD - Seorang Imam Syiah asal Irak yang berpengaruh pada Sabtu (9/4) mengatakan bahwa dia akan mengajak pengikutnya melakukan tindakan dalam melawan tentara Amerika Serikat jika Washington memungkiri janjinya menarik tentara pada akhir 2011.
"Jika tentara AS tidak meninggalkan Irak, kami akan meningkatkan perlawanan militer dan mengaktifkan kembali kegiatan Tentara Mahdi," kata Imam Muqtada Al Sadr dalam pernyataannya yang dibacakan oleh seorang juru bicara di depan ribuan pengikut saat unjuk rasa anti AS di Baghdad.
Gelombang unjuk rasa tersebut merayakan hari jadi yang kedelapan atas terebutnya kota itu oleh pasukan sekutu AS. Unjuk rasa tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, mengatakan bahwa sejumlah tentara dapat menetap di Irak selama beberapa tahun ke depan. Ada 50 ribu tentara AS yang saat ini bertugas di Irak.
Tentara Mahdi dibentuk pada 2003 dan terlibat dalam sejumlah besar bentrokan dengan pasukan AS. Mereka telah melakukan gencatan senjata sejak Agustus 2007 sehingga menjadi faktor yang signifikan dalam penurunan kekerasan di Irak.
Al Sadr menetap di Iran di mana dia sedang melakukan pendidikan keagamaan. Selama kunjungannya ke Irak pada Januari, dia mendesak para pengikutnya untuk melawan penjajah termasuk AS dan yang lainnya dengan segala kemungkinan.