Ahad 10 Apr 2011 10:31 WIB

Skandal Media Milik Murdock: Sadap 100 Telepon Selebiriti Demi Berita Eksklusif

.
Foto: .
.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perusahaan News International milik taipan media Rupert Murdoch menyadap telepon para selebriti dan nara sumber top lain demi mendapatkan berita eksklusif. Pernyataan terbuka News International membenarkan tindakan itu dan menyatakan akan bertanggung jawab terhadap pengadapan  telepon yang dilakukan wartawannya untuk keperluan pemberitaan itu.

News International menyatakan permintaan maaf kepada beberapa orang yang telah menjadi korban telepon ilegal, yang dilakukan wartawannya untuk tabloid terbitan Inggris, News of The World. Delapanorang, termasuk aktris Sienna Miller telah menerima surat permohonan maaf.

James Murdoch yang memimpin kelompok penerbitan Inggris selama tiga tahun, bertanggung jawab atas penyadapan telepon terhadap narasumber. Diduga, jumlah korban mereka 100 ortang lebih. Sejumlah pesohor seperti desainer Kelly Hoppen, komentator sepak bola Andy Gray, aktor Steve Coogan, aktris Leslie Ash, dan mantan menteri kebudayaan Tessa Jowell menjadi korbannya.

Kasus ini mencuat saat mantan editor berita News of the World Ian Edmondson dan kepala reporter Neville Thurlbeck, ditangkap atas tuduhan melakukan hacking telepon. Sebanyak 20 korban yang mayoritas adalah orang terkenal telah melaporkan, bahwa ponsel mereka telah disusupi secara ilegal, dengan cara diunduh menggunakan perangkat.

Kasus itu tepat seminggu setelah James Murdoch terpilih sebagai wakil CEO News Corporation kawasan Eropa dan Asia.

Para jurnalisnya melakukan hacking terhadap ponsel para selebritis, politisi, bintang olahraga dan anggota keluarga kerajaan Inggris sejak tahun 2005. Kelompok media itu menawarkan kompensasi kepada delapan korban hacking, termasuk aktres Sienna Miller.

Namun investigasi tetap dilakukan.

Dalam pernyataan yang dicetak di koran minggu ini, surat kabar itu mengatakan ingin "tanpa syarat meminta maaf" untuk selebriti yang pesan teleponnya disadap.

Di bawah judul "Intersepsi Voicemail: Sebuah Permintaan Maaf", media ini  mengatakan "sejumlah orang" telah  melanggar privasi. "Kami telah menulis kepada individu yang relevan untuk mengakui kewajiban dalam kasus-kasus perdata dan meminta maaf tanpa syarat, dan akan melakukan hal yang sama untuk perorangan lain di mana bukti-bukti menunjukkan klaim mereka akan dibenarkan," demikian pernyataan mereka dalam koran dari ini.

"Kami berharap untuk dapat membayar kompensasi yang tepat untuk semua individu, dan telah meminta pengacara kami untuk menetapkan sebuah skema kompensasi untuk menangani klaim asli secara adil dan efisien."

sumber : Sky News, BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement