REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Tanpa terasa, Masjid Lautze sudah menginjak usia 20 tahun. Bila menilik ke belakang, banyak kisah inspiratif yang menaungi perjalanan masjid ini. Di awal, masjid yang berupa rumah dan
kantor (rukan) berlantai empat, merupakan masjid pertama yang mengontrak.
Label itu tak berlangsung lama, berkat bantuan sejumlah pihak melalui PT. Abdi Bangsa, pendiri Harian Republika, masjid Lautze resmi memiliki properti sendiri.
“Alhamdulillah, 9 April lalu, Yayasan Haji Karim Oei merayakan hari jadinya ke- 20 tahun. Dahulu kita sewa tempat ini (ruko) sehingga menjadi masjid pertama yang mengontrak. Kini masjid ini sudah tidak ngontrak lagi bahkan sudah punya cabang seperti yang ada di Garding Serpong,” papar anak pendiri Yayasan Haji Karim Oei, Ali Karim Oei,
saat memberikan sambutan dalam syukuran sederhana yang berlangsung Ahad (10/4).
Ali memaparkan semenjaknya berdirinya Yayasan Haji Karim Oei,terhitung tahun 1991, sudah ribuan orang yang diislamkan. Hingga kini, kata dia, masjid ini masih menjadi tempat rujukan bagi orang-orang yang tidak hanya berasal dari kalangan Tionghoa memutuskan memeluk Islam.
“Selama berjalannya waktu, masjid ini telah mengislamkan puluhan orang. Sekarang memang satu atau dua orang. Tapi itu tidak masalah. Karena hal itu adalah rezeki dari Allah,: kata dia. Dikatakan Ali, banyak tidaknya seseorang memeluk Islam tergantung dari umat Islam sendiri. Yang terpenting adalah dakwah tetap berlanjut.
“Mengislamkan satu orang saja, dunia serasa milik kita. Itulah keyakinan yang harus dipegang umat Islam,” kata Ali yang saat itu juga berkesempatan mengislamkan tiga orang.
Dalam sambutannya itu, Ali tak lupa mengumumkan kabar yang tak kalah bahagia. Yayasan Masjid Ali Karim Oei pada 25 April mendatang akan memberangkatkan dua orang mualaf untuk berumrah ke tanah suci. Kesempatan itu menurut Ali, tak terlepas dari kemuliaan seorang darmawan yang menginginkan syiar Islam di masjid Lautze terus
bergeliat tanpa terkikis waktu.
“Kita bisa umrah atau haji tergantung kita. Kalau niatnya tidak, ya, bakalan sulit untuk umrah dan haji. Bagi yang berangkat diharapkan terus bersyukur,” pesan Ali yang kemudian menutupi syukuran tersebut dengan potong tumpeng sederhana yang disaksikan para jamaah dan pengurus masjid Lautze.
Masjid Lautze Jakarta berdiri tahun 1993, 2 tahun setelah Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) resmi berdiri pada 9 April 1991. Masjid ini mengontrak sebuah ruko 2 lantai di bangunan bernomor 87-89 di jalan Lautze, daerah Pecinan, Jakarta Barat. Lantaran berada di jalan Lautze, masjid ini kemudian lebih dikenal dengan nama Masjid Lautze. Masjid Lautze diresmikan mantan presiden BJ Habibie pada tahun 1991. Saat ini, Masjid Lautze punya tiga cabang. Ada di Tangerang, Bandung, dan Cirebon.