REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI--Pemerintah Kota Shanghai telah menyita lebih dari 6.000 bakpao kukus dan sang walikota pun telah memerintahkan penyelidikan terhadap panganan ringan khas Cina ini setelah beberapa bakpao didapati telah diberikan zat pewarna, kadaluarsa atau diisi dengan bahan kimia yang tidak jelas. Tuduhan-tuduhan ini adalah yang terbaru dari semua kekhawatiran keamanan makanan yang menerpa Cina, negeri yang tiga tahun lalu pernah dilanda skandal susu tercemar sehingga enam bayi tewas dan 300.000 lainnya sakit.
Walikota Han Zheng dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, menyebutkan bahwa siapapun yang bersalah merusak panganan bakpao akan diadili dan walikota pun berjanji hasil penyelidikan ini akan dibeberkan ke publik. "Pabrik ilegal harus dihukum berat sesuai dengan undang-undang," demikian Han dikutip oleh harian milik pemerintah Shanghai Daily.
Investigasi ini bermula ketika televisi pemerintah Cina Central Television (CCTV), Senin (11/4), menyiarkan reportase tuduhan praktik pembuatan bakpao yang kotor dan secara khusus menyorot Shanghai Shenglu Food Co. Menurut reportase CCTV, "bakpao kacang" Shenglu tampak telah diberikan pewarna kuning dan lainnya dijual sebagai "bakpao beras hitam" pun telah diberikan pewarna abu-abu.
Bakpao yang belum laku dituduh telah diolah ulang seakan bakpao baru dan zat kimia ditambahkan ke dalamnya dengan jumlah yang tertakar jelas, padahal unsur kimia itu tidak tercantum di kemasan - berdasarkan hukum Cina semua unsur harus dicantumkan di kemasan. Pekan lalu, para penyidik menemukan nitrit telah ditambahkan ke dalam susu segar di dua produk. Pihak kepolisian kemudian menyebutkan bahwa kasus ini adalah kasus pembuatan racun secara sengaja, demikian dilaporkan media pemerintah.
Tiga anak kecil tewas dan 36 lainnya jatuh sakit akibat terkontaminasi susu yang tercemar. Buntut dari kasus itu, seorang pria dan seorang wanita telah ditangkap, lapor kantor berita Xinhua. Sementara itu bulan lalu, perusahaan pengolah daging terbesar di Cina, Shuanghui Group telah dipaksa untuk meminta maaf karena sebagian dari produk babi buatannya telah terkontaminasi zat aditif terlarang berupa clenbuterol, yang mempercepat pembuatan otot dan pembakaran lemak dalam tubuh hewan ternak sehingga daging yang dihasilkan pun hanya sedikit lemaknya.