Rabu 13 Apr 2011 18:10 WIB

Menlu AS Desak Para Pemimpin Arab Percepat Reformasi

Hillary Clinton
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Selasa mendesak para pemimpin Arab mendukung 'semangat reformasi' yang telah melanda kawasan itu dan bergerak cepat menanggapi tuntutan kian meningkat dari rakyat mereka. Musim dingin Arab yang lama telah mulai mencair," kata Hillary pada pembukaan Forum Dunia Islam-AS yang diselenggarakan di Washington, memuji para pemuda Arab yang bangkit melawan "cerita-cerita palsu" yang ia katakan telah menghambat reformasi politik dan ekonomi selama beberapa generasi.

"Semua tanda kemajuan yang telah terlihat dalam bulan-bulan belakangan ini hanya akan memiliki arti jika lebih banyak pemimpin di lebih banyak negara bergerak lebih jauh dan lebih lanjut untuk mendukung semangat reformasi," katanya. Dihadapan hadirin yang termasuk wakil-wakil dari lebih 30 negara Muslim, diplomat penting AS itu mengatakan segera setelah pemberontakan bersejarah di kawasan itu "untuk pertama kali dalam puluhan tahun adalah satu kesempatan riil bagi perubahan."

Para pemuda Arab, tambahnya, tidak lagi "menyetujui status quo " dan "tahu kehidupan yang lebih baik dalam jangkauan. Para pejabat dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim termasuk Indonesia, Turki, Jordania, Pakistan dan Afghanistan berada di Washington untuk menghadiri pertemuan tahunan itu, yang bertujuan membangun pengertian yang lebih luas antara Amerika Serikat dan negara-negara Muslim.

Dalam tahun kedelapannya, forum itu melakukan pertemuan pada saat terjadi perubahan di dunia Arab, dengan pemberontakan-pemberontakan terhadap para pmimpinan yang otoriter di Timur Tengah dan Afrika Utara, kata para pejabat. "Tidak ada alasan mengapa kawasan ini tidak dapat termasuk dalam negara-negara paling sejahtera di dunia," kata Hillary pada forum itu.

"Kendatipun usaha-usaha sensor keras," tambahnya, para pemuda Arab" melakukan hubungan dengan dunia lebih luas melalui cara-cara yang orang tua dan kakek mereka tidak pernah bayangkan. Mereka melihat ada pilihan-pilihan.

Para pemimpin di kawasan itu --di mana presiden Mesir Hosni Mubarak dan Zine El Abidine Ben Ali di Tunis digulingkan setelah protes-protes massa yang menyerukan perubahan rezim-- dapat terus menyerukan bagi reformasi " jika mereka bekerja sama dengan rakyat untuk menjawab "tantangan- tantangan paling mendesak kawasan itu," katanya.

Di antara tantangan-tantangan itu adalah bagaimana menganekaragam ekonomi mereka, membuka sistem politik dan menghormati hak asasi wanita dan minoritas, katanya. Selasa pagi Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OIC) Ekmeledddin Ihsanoglu Selasa pagi waktu setempat menyerukan Amerika Serikat lebih aktif menyelesaikan konflik-konflik termasuk sengketa antara Israel dan Palestina.

Dengan menyerukann Washington melakukan "peran lebih aktif dalam mengusahakan penyelesaian situasi yang konflik di dunia Muslim" Ihsanoglu mendesak dimulainya kembali proses perdamaian Timur Tengah yang merupakan dasar bagi hubungan dunia Muslim-AS. Proses perdamaian itu "harus memuluskan hubungan antara Amerika Serikat dan dunia Muslim," kata Ihsanoglu dan menambahkan bahwa kini saatnya yang penting bagi dimulainya kembali perundingan untuk mencari solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Senator AS John Kerry dalam forum tiga hari itu menyerukan "pada siapapun yang berada di sini yang dapat melakukan intervensi dan memainkan satu peran seperti itu" dalam menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel. Para pejabat Muslim menekankan bahwa konflik Israel-Palestina tetap jantung dari hubungan antara AS dan dunia Islam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement