REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA- Pemerintah Turki, Kamis (14/4) kemarin, mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima permintaan pemerintah Israel agar mencegah para aktivis Free Gaza Movement (FGM) berlayar ke Gaza pada peringatan pertama agresi brutal Zionis terhadap Kapal Mavi Marmara.
Namun pemerintah Turki menolak dan mengatakan tidak ada hubungan dengan aktivis dan kapal bantuan tersebut.
Pemerintah Turki menyatakan sembilan warganya ditembak mati militer Zionis dalam serangan pada 31 Mei saat menyerang konvoi kapal laut yang membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang diblokade Israel.
Dalam siaran persnya, Free Gaza Movement berharap konvoi kapal akan berlayar pada akhir Mei dengan menyertakan 15 kapal yang mengangkut penumpang, termasuk aktivis-aktivis Eropa dan Amerika.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, telah menerima permintaan Israel, namun menolak mengabulkannya. “Karena konvoi kapal bantuan itu adalah inisiatif dari masyarakat sipil," kata sang pejabat.
Seorang anggota FGM mengatakan pemerintah Turki belum menjalin komunikasi dengan FGM tentang rencana untuk mengirim konvoi kapal lainnya. ”Pemerintah Turki tidak mengatakan apa pun tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh organisasi-organisasi non-pemerintah,” ujarnya.