REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Pasukan Muammar Gaddafi menembakkan roket-roket, Jumat, dalam hari kedua serangan terhadap pangkalan pemberontak Libya di Misrata yang terkepung.
Seorang juru bicara kelompok pemberontak mengatakan delapan orang tewas dan sembilan lainnya cedera dalam serangan itu. Pertempuran telah mencapai tengah kota Misrata.
Juru bicara itu, Abdelsalam, mengatakan pasukan pro-Gaddafi menembaki pusat kota itu dan jalan menuju pelabuhan, satu tempat para warga sipil Misrata yang terperangkap dan pintu masuk utama bagi badan-badan bantuan internasional pada hari itu.
"Hari ini sangat sulit... pasukan Gaddafi memasuki Jalan Tripoli dan jalan Nakl al Theqeel," katanya melalui telepon, mengacu pada jalan utama Misrata, lokasi pertempuran seru dalam beberapa hari belakangan ini, dan jalan menuju pelabuhan itu.
Para saksi mata mengatakan mereka melihat tentara Gaddafi berjalan kaki di tengah kota itu hari ini, Kecuali para penembak gelap mereka biasanya tinggal di tank-tank mereka dan kendaraan-kendaraan lapis baja," kata juru bicara itu.
Satu helikopter pengintai milik pemerintah terbang di kota itu, katanya, kendatipun zona larangan terbang yang disahkan Dewan Keamanan PBB dan diawasi pesawat-pesawat tempur NATO.
Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menuduh Gaddafi berusaha menekan penduduk Misrata tunduk dalam keadaan setengah dikepung. Selain itu, ribuan migran yang terlantar dekat daerah pelabuhan itu berusaha untuk keluar.
Seorang juru bicara pemberontak lainnya, Ghassan, mengutip para rekannya mengatakan pasukan Gaddafi menggunakan amunisi fosfor putih dan bom-bom tandan. Sulit untuk memverifikasi secara independen dari Libya barat karena wartawan dilarang memberitakan secara bebas.
Para pejabat Libya mengatakan mereka memerangi milisi bersenjata yang punya hubungan dengan jaringan Al Qaida yang ingin menghancurkan negara Afrika Utara itu.
Pasukan pemerintah mengepung Misrata selama lebih dari enam minggu. Ratusan warga sipil diduga tewas, dan pemberontak mengingatkan pembantaian akan terjadi jika NATO tidak meningkatkan serangan-serangan udaranya.
Gambar televisi dari kota pantai itu menunjukkan gedung-gedung porak poranda akibat kena gempur artileri, kendaraan-kendaraan dibakar dan jalan-jalan penuh dengan puing-puing, dan para dokter mengobati para warga sipil yang cedera dengan sumber manusia yang tidak memadai.
Satu kapal dengan hampir 1.200 migran Asia dan Afrika, banyak yang perlu mendapat perhatian dokter setelah beberapa minggu dengan persediaan makanan dan air yang sedikit , meninggalkan Misrata Jumat menuju Benghazi yang dikuasai pemberontak, kata satu badan bantuan kemanusiaan internasional.
Satu kapal lainnya yang dioperasi badan sosial Medecins Sans Frontieres (MSF) bertolak menuju Tunisia dengan membawa 99 orang termasuk 65 orang yang cedera, berapa orang diantaranya luka parah. Seorang juru bicara MSF menyebut kondisi di kamp-kamp migran di kota itu sangat menyedihkan.