REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Eksekutif Center for Indonesian Reform (CIR) Sapto Waluyo, MSc mengkritik sejumlah pengamat yang disebutnya "hanya berspekulasi" di tengah penyelidikan polisi untuk mengungkap kasus bom bunuh diri itu.
"Lebih tepat provokasi seperti Dynno Chressbon yang menyebut buku karya Syaikh Abu Qatadah Al Filisthiniy, yang diterjemahkan Abu Sulaiman dan Oman Abdurrahman tentang bolehnya membakar dan meledakkan masjid karena alasan madharat sebagai salah satu sebab banyaknya pelaku bom bunuh didi," katanya.
CIR merupakan lembaga kajian strategi dan kebijakan, serta rujukan informasi untuk masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, sains-teknologi, hukum dan hak asasi manusia (HAM).
Ia mengemukakan bahwa Syaikh asal Palestina itu tidak dikenal, dan konteksnya juga berbeda. Sapto Waluyo, juga mengkritik Nasir Abbas yang menyebut bom itu sebagai warisan Dr Azahari.
"Itu analisis menyesatkan karena kasus Cirebon adalah efek boomerang akibat aksi represif Densus 88," katanya. Ia menyatakan mendukung penuh upaya Polri mengungkap tuntas peristiwa bom d Mapolresa Cirebon itu.
Dikemukakannya bahwa masyarakat melihat dua fakta yang mungkin terkait bom pada Jumat (15/4) itu dan pembunuhan prajurit TNI Sutejo (3/4) di mana identitas MS, yang disebutkan diduga sebagai pelaku, ditemukan.
"Jika MS benar membunuh prajurit TNI dua pekan sebelumnya, mengapa wajahnya tidak dikenal saat mampir di warung depan Mapolresta dan masuk ke masjid. Padahal beberapa hari sebelumnya rumah keluarga MS telah didatangi polisi," kata alumni Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) yang menamatkan S-2 dengan kajian terorisme di S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) yang berada di lingkungan kampus Nanyang Technological University (NTU) Singapura itu.
Sejumlah misteri memang masih menyelimuti kasus itu, dan akan semakin terkuak manakala hasil tes DNA bisa segera diumumkan Mabes Polri. Kalau memang sosok pelaku itu Muchamad Syarif, maka seharusnya tidak hanya berhenti sampai di situ karena harus pula diungkap siapa pencuci otak anak muda asal Cirebon, siapa pemberi bom karena belum tentu pelaku yang merakit sendiri bom itu.