Senin 18 Apr 2011 16:48 WIB

Robot dalam Fukushima Daichi Deteksi Radiasi Sangat Tinggi

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kepala TEPCO, Tsunehisa Katsumata, membungkuk di akhir konferensi pers yang berlangsung di kantor pusat perusahaan, Tokyo, pada Ahad (17/4/2011).
Foto: AP PHOTO
Kepala TEPCO, Tsunehisa Katsumata, membungkuk di akhir konferensi pers yang berlangsung di kantor pusat perusahaan, Tokyo, pada Ahad (17/4/2011).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Berdasarkan pengamatan, Senin (18/4) dari robot yang memasuki dua bangunan runtuh di kompleks pembangkit nuklir yang diterjang tsuanami, Fukushima Daiichi, menampilkan lingkungan keras dan berbahaya dengan kontaminasi radioaktif masih tinggi bagi pekerja manusia untuk masuk.

Pejabat urusan nuklir Jepang menyatakan, pembacaan radiasi dari Unit 1 dan Unit 3 di Fukushima Daiichi tidak akan mengubah rencana untuk kembali membuat kompleks stabil hingga akhir tahun ini. "Peta jalan" rencana itu pun telah dirilis oleh operator pembangkit, Senin.

Dengan respon publik yang kian frustasi dengan respon lambat pemerintah terhadap krisis gempa, tsunami dan nuklir, parlemen menyerang Perdana Menteri Naoto Kan dan pejabat dari Tokyo Electrik Power Co (Tepco).

"Anda harus membungkukkan kepala meminta maaf. Anda sama sekali tidak memiliki kepemimpinan," teriak anggota parlemen dari partai oposisi Partai Demokratik Liberal, Masashi Waki, kepada Kan.