REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menilai, militer belum bersih sama sekali dari kegiatan politik praktis. "Militer kita masih belum bersih dari politik praktis," katanya, usai menjadi panelis dalam bedah buku bertajuk "Pertahanan Indonesia, Angkatan Bersenjata Negara Kepulauan" di Jakarta, Selasa.
Juwono mengatakan, untuk menjadikan sistem pertahanan Indonesia yang kuat, besar dan profesional, militer harus bebas dari kegiatan politik praktis. "Namun, militer tidak bisa bebas dari politik negara. Militer adalah alat pertahanan negara, dimana negara memiliki doktrin pertahanan yang harus dipatuhi militer atau TNI. Namun, TNI harus bersih dari politik praktis. Bedakan itu," ujar Juwono.
Ia menuturkan, meski reformasi internal yang dilakukan TNI berjalan baik, khususnya menyangkut penghapusan peran sosial politik militer, namun bukan berarti TNI bersih sama sekali dari kepentingan politik praktis.
Pada kesempatan yang sama penulis buku "Pertahanan Indonesia, Angkatan Bersenjata Negara Kepulauan" Marsekal TNI (Pur) Chappy Hakim mengatakan, pemerintah dan semua komponen bangsa harus konsisten untuk membersihkan militer dari kepentingan politik praktis. "Karena jika militer, TNI sudah masuk dalam kepentingan politik praktis maka dirinya tidak dapat lagi fokus pada tugas pokoknya untuk membesarkan militer yang kuat dan profesional," katanya.
Chappy menambahkan, selain bersih dari kepentingan politik praktis TNI juga harus memiliki karakter kebangsaan yang kuat yang akan mendasari setiap langkahnya sebagai alat pertahanan negara.
Pembangunan karakter bangsa juga harus ditegakkan pada setiap warga negara melalui pemantapan wawasan kebangsaan, sehingga semua komponen bangsa ini memiliki satu visi yang sama untuk menjadi bangsa dan besar dan kuat didukung militer dan ekonomi yang kuat pula.