REPUBLIKA.CO.ID, Kedermawanan Utsman nampak dalam kehidupannya sehari-hari. Ketika bencana kekeringan melanda Madinah, kaum Muslimin terpaksa menggunakan sumur Rum sebagai sumber air satu-satunya. Sayangnya, sumur tersebut milik Yusuf, seorang Yahudi tua yang serakah. Untuk mengambil air sumur itu, kaum Muslimin harus membayar mahal dengan harga yang ditetapkan si Yahudi.
Melihat keadaan penduduk Madinah, Utsman segera menemui Yusuf, si pemilik sumur. “Wahai Yusuf, maukah engkau menjual sumur Rum ini kepadaku?” tawar Utsman.
Yahudi tua yang sedang ‘mabuk duit’ itu segera menyambut permintaan Utsman. Dalam benaknya ia berpikir, Utsman adalah orang kaya. Ia pasti mau membeli sumurnya berapa pun harga yang ia minta. Namun di sisi lain ia juga tidak mau kehilangan mata pencahariannya begitu saja. “Aku bersedia menjual sumur ini. Berapa engkau sanggup membayarnya?”
“Sepuluh ribu dirham,” jawab Utsman.