REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Seorang pejabat Suriah yang tidak disebutkan namanya mengatakan gerombolan bersenjata di Homs telah membunuh Kolonel Mohammad Abdo Khadour dan seorang perwira polisi bernama Ghassan Mehrez.
"Gerombolan bersenjata tersebut tidak hanya membunuh Khadour, namun juga sengaja memutilasi wajahnya," kata si sumber sebagaimana dikutip kantor berita Suriah, SANA, Rabu (20/4).
Laporan tersebut menyatakan gerombolan bersenjata terus mengancam keamanan warga dan melakukan serangan terhadap divisi polisi di Hamidia dan Bayada di Homs pada saat fajar. “Enam anggota polisi terluka, sementara dua anggota gerombolan bersenjata tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan subuh,” SANA menambahkan.
Pada Selasa (19/4) kemarin, pemerintah Suriah menyetujui rancangan undang-undang yang membatalkan undang-undang darurat yang telah berlaku selama puluhan tahun. Pemerintah juga setuju untuk menghapuskan pengadilan keamanan negara.
Menurut Amnesti Internasional, sedikitnya 200 orang dilaporkan tewas oleh pasukan keamanan atau kelompok bersenjata berpakaian sipil, sejak awal gerakan protes dimulai 15 Maret.