REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri saat ini masih menyelidiki karakteristik bom bunuh diri yang digunakan Muhammad Syarif Astana Garif di Mesjid Adz Zikro, Mapolresta Cirebon pada hari Jumat (15/4). "Sekarang Puslabfor masih bekerja, sementara ini tentunya kita akan melihat karakteristik dari bahan-bahan yang dipakai peralatan-peralatan yang dipakai," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Rabu (20/4).
Sementara itu, untuk mengungkap motif bom bunuh diri yang dilakukan Syarif, Ito katakan hal tersebut tidak mungkin, karena pelakunya telah tewas. "Kita tidak mungkin mengungkap motif, tanpa mendapatkan keterangan orang lain. Jadi tidak bisa menebak-nebak, semua berdasarkan fakta. Sekarang kita sedang bekerja," katanya.
Dari hasil olah TKP kedua kalinya di rumah mertua M Syarif di Majalengka pada hari Senin (18/4) ditemukan buku berjudul JIHAD DI ASIA TENGAH, (PERANG AKHIR ZAMAN) karangan Syekh Abu Mus'ab As Suri. Pada bagian belakang buku tersebut bertuliskan sebagai berikut, Bahwa saya : Muhammad Syarif Insya Allah atas / izin Allah, sangat, sangat !!!!!! "Meninggal Syahid". Bukan karena ingin disebut Mujahid tetapi kemuliaan Syahid telah melekat berat di hati. Dengan janji dari yang menciptakan saya dan yang akan mensucikan saya Yaitu janji Allah.......Allah.......Allah. Pesan saya :"sungguh kehidupan dunia hanya menipu. Wass.'
Syarif, pelaku aksi bom bunuh diri di Mesjid Adz Zikro di Mapolres Cirebon, jasadnya masih Rumah Sakit Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta. Hasil pemeriksaan DNA kedua orang tua Syarif yakni bapaknya bernama Abdul Gofur dan ibunya bernama Sri Mulat dicocokan dengan DNA pelaku ada kesamaan.
Saat itu pelaku mendekat ke posisi Kapolres Cirebon, AKBP Herukoco yang saat salat berdiri di baris nomor dua bagian depan. Pelaku saat melakukan aksinya menggunakan lima lapis celana yang terdiri satu celana dalam, dua celana pendek dan dua celana panjang.
Bom ditaruh pelaku di sebelah kanan perut pelaku, maka saat meledak tersangka tewas yang hancur bagian perutnya. Sebelum kejadian pelaku mengikat bomnya di daerah dada dan perut, kemudian dipindahkan ke sebelah kanan.