REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Demokrat membantah telah 'membeli' organisasi ulama Ikhwanul Muballighin (IM) yang santer dikabarkan sebagai sayap PKB. Kucuran dana Rp 1 miliar untuk penyelenggaraan Kongres IM yang penutupannya dilakukan 18 April kemarin.
Menurut anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, kehadiran Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum di penutupan IM sebatas memenuhi undangan. "Tahu-tahu mereka mendeklarasikan bergabung dengan kami," kata Mubarok saat dihubungi Rabu (20/4).
Pemberian dana yang dipungkiri Mubarok mencapai Rp 1 miliar, tidak berasal dari kantong Demokrat. Dana tersebut, diakuinya, diberikan dari sejumlah donatur. "Yang jelas kami tidak pernah merayu-rayu mereka (IM) untuk bergabung," ujarnya berkilah.
Saat menanggapi kabar Demokrat ingin menambah peroleh suara dari kalangan pengikut IM yang berisi ulama-ulama aliran ahlusunnah wal jamaah (Aswaja), Mubarok membantahnya. Kehadiran IM di Demokrat dikatakannya untuk memperkuat kegiatan organisasi keagamaan partainya, Majelis Dzikir SBY.
"Tapi wajar saja, semua partai, kan ingin menaikkan jumlah suaranya pas pemilu, tapi IM lebih untuk meningkatkan program religius Demokrat," tambahnya.
Mubarok pun tidak mengkuatirkan kepindahan IM yang dikatkan erat dengan PKB akan mengganggu keharmonisan Setgab yang baru saja diperkuat dengan kontrak baru. "Bukan underbow partai, kok," ujarnya.