Rabu 20 Apr 2011 18:16 WIB

Khulafaur Rasyidin: Ali bin Abi Thalib (656-661 M) Dicintai Orang Beriman (2-habis)

Red: cr01
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang cakap di militer, walau bukan politikus ulung.
Foto: NET
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang cakap di militer, walau bukan politikus ulung.

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa sahabat seperti Ahnaf bin Qais At-Tamimi memahami kebijakan Ali bin Abi Thalib. Menurutnya, pembunuhan terhadap Utsman jelas perbuatan jahat yang harus ditindak. Tetapi, suasana eksplosif saat itu sangat tidak memungkinkan bagi Khalifah Ali untuk mengambil tindakan tegas. Pada saat yang sama, Ahnaf mencium adanya gelagat orang ketiga yang menghendaki terjadinya pertikaian.

Atas dasar itu, ia berusaha mencegah agar tidak terjadi pertempuran. Namun usahanya gagal. Di akhir negosiasinya dengan Ali bin Abi Thalib ia sempat memberikan pilihan. “Aku berperang di pihakmu atau aku mencegah 10.000 pedang tertuju padamu?” tanya Ahnaf.

Menghadapi tawaran itu, dengan bijak Khalifah Ali menjawab, “Cegahlah 10.000 pedang terhadapku.”

Dengan jawaban itu, Ahnaf memutuskan untuk menjauhkan diri bersama 10.000 pasukannya. Ia tidak sampai hati menghadapkan senjata terhadap Ummul Mukminin, Aisyah. Sebaliknya, Aisyah juga tidak mungkin mengangkat senjata untuk memerangi sepupu Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib.