REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Untuk menanggulangi masalah pornografi, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Gomar Gultom, menyarankan pemerintah untuk lebih serius terhadap pendistribusiannya. Selain itu pengawasan kepada media juga harus diperketat.
"Media cetak terus terang masih ada koran kuning. Beberapa majalah yang sangat vulgar. Kita juga melihat tayangan di televisi yang masih vulgar," kata Gomar saat dihubungi Republika, Ahad (24/04). Saat ini pemerintah sudah mempunyai aturan hukum untuk mengatur hal tersebut.
Seperti yang diketahui, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan saat-saat ini adalah masa darurat pornogafi. Bukan tanpa alasan, saat ini banyak artis porno dari luar negeri yang didatangkan oleh produser Indonesia, beberapa waktu yang lalu terjadi pesta seks remaja di Palembang, dan laman-laman porno yang masih belum terbendung.
Selain dari pemerintah, orang tua juga harus mulai memberi waktu pada anak-anak. Para pemuka agama juga disarankan ikut aktif dalam perang melawan pornografi ini. "Tokoh agama perlu bersama-sama mulai membawa masalah pendidikan seksual dari mimbar," ujar Gomar. Mimbar tidak boleh tabu membicarakan masalah seksual. Jadi untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, keluarga, dan pemimpin agama harus bersama-sama berperan.