REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali meminta kalangan asing jangan mencurigai kurikulum pendidikan di lembaga pendidikan Islam di Indonesia karena materinya sudah sangat baik. "Seluruh materi yang disusun dan dimasukkan sebagai kurikulum pada lembaga Islam sudah sejalan dengan pembangunan karakter bangsa. Tidak ada yang menyimpang dari prinsip ajaran agama yang membawa kedamaian bagi seluruh umat," kata Muhammad Ali saat memantau pelaksanaan ujian nasional di Surabaya, Senin.
Ia meminta jangan mencurigai kurikulum bermuatan ajaran kekerasan karena radikalisme sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang "rahmatan lil alamin". Dirjen merasa penting memberi penegasan itu terkait adanya penilaian dari pemerhati pendidikan asing.
Kalangan asing, kata Ali, menyebut jika ada tindakan kekerasan pihaknya dituding memasukan muatan ajaran kekerasan dalam kurikulum pendidikan Islam. Ia mengakui belakangan ini ada pemberitaan di media massa yang menyebut alumni dari perguruan tinggi Islam terlibat dalam aksi teror, melakukan tindakan kekerasan dan mampu merakit bom.
Orang tersebut lalu dikaitkan dengan latar belakang pendidikannya kemudian diberi label yang bersangkutan berasal dari lembaga pendidikan Islam, katanya. "Pandangan dan pemberian label seperti itu sungguh kejam," katanya.
Ia berharap semua pihak dapat memberi pencerahan kepada publik bahwa pendidikan Islam yang diajarkan di Indonesia adalah membawa kedamaian bagi seluruh umat. Dirjen juga berharap kasus penculikan dan pencucian otak yang dilakukan di luar kegiatan kampus tidak dikaitkan dengan eksistensi perguruan tinggi Islam.
Pihak kampus sudah memberikan materi pembelajaran yang terbaik bagi anak didik dan oleh karena itu jangan menilai bahwa peristiwa cuci otak dan radikalisme lalu dikaitkan dengan kurikulum sekolah atau perguruan tinggi Islam, katanya.
Ia mengundang pihak-pihak yang menaruh curiga bahwa kurikulum di institusi pendidikan Islam tak sesuai dengan asas kedamaian dapat mengunjungi lembaga bersangkutan. "Semua bisa melihat sebagaimana adanya," katanya.