REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bagi sebagian pihak, program naturalisasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia sepak bola Indonesia. Selain itu, dengan program tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia di mata Dunia.
Namun, dalam penglihatan mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Bernhard Limbong naturalisasi merupakan bentuk nyata dari kegagalam sistem kompetisi di Indonesia. Karena itu, jika terpilih menjadi pengurus baru PSSI periode mendatang dirinya akan menghapus program tersebut.
"Saya melihat adanya naturalisasi itu berarti kegagalan kompetisi karena tidak berjalan baik. Sehingga tidak dapat menghasilkan pemain berkualitas untuk mewakili timnas," katanya di Jakarta, Senin (25/4).
Menurut dia, bila perlu para pemain asing yang merumput di Liga Indonesia juga dibatasi. "Saya akan meningkatkan kualitas kompetisi yang merupakan bagian dari industri sepak bola," katanya.
Pada kesempatan itu, Limbong mengkritik pedas terhadap kinerja Komite Normalisasi. "Komite Normalisasi jangan kayak 'cecunguk sapi' dengan menelan bulat keputusan FIFA. Sebagai negara berdaulat, tidak boleh lagi ada bentuk penjajahan di kita," katanya.
Pernyataan Limbong ini terkait dengan sikap Komite Normalisasi terhadap keputusan FIFA yang menolak empat kandidat yang telah dianulir oleh Komite Banding. Menurut Bernhard, keputusan FIFA itu tidak dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan. "Surat itu tidak sama dengan aturan atau acuan seperti Statuta FIFA maupun PSSI. Jadi tolong, Komite Normalisasi bekerja sesuai aturan," katanya.
Menurut Limbong, penyelesaian konflik PSSI saat ini seharusnya diserahkan kepada para anggotanya, bukan atas intervensi luar. Bahkan, Bernhard pun menilai keputusan FIFA tersebut bersifat prematur. "Karena tak ada yang bisa melarang seseorang mendaftar menjadi Ketum PSSI. Siapapun boleh saja mendaftar. Perkara diterima atau tidak, terserah Komite Pemilihan yang melakukan verifikasi," katanya.
Limbong yang juga mantan anggota Exco PSSI periode 2007-2011, selain dicalonkan sebagai anggota Exco PSSI 2011-2015 juga dicalonkan sebagai calon ketua umum dan calon wakil ketua umum.