Selasa 26 Apr 2011 13:58 WIB

Dua Dingo Cabik Balita 3 Tahun di Pantai Australia

Dingo
Foto: AAP Images
Dingo

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE, AUSTRALIA–Insiden dingo, anjing liar asli Australia menyerang manusia kembali terjadi. Dua Dingo yang menyerang gadis balita 3 tahun di pantai Australia ditangkap dan akan dimatikan, demikian menurut pejabat, Selasa (26/4).

Balita itu kini menderita sejumlah luka gigit di kaki ketika anjing liar  itu menyerangnya pada Senin lalu setelah si bocah keluyuran sendiri jauh dari keluarganya menuju bukit pasir, Pulau Fraser, di Queensland utara.

Manajer umum Badan Lingkungan Hidup, Terry Harper, menyatakan kedua ekor anjing pelaku itu telah dijebak Senin dan akan dimatikan dengan cara manusiawi. Lebih dari 200 dingo hidup di Pulau Fraser, satu tujuan turis ternama terletak sekitar 250 kilometer utara dari ibu kota negara bagian Queensland, Brisbane.

Fraser Islan diyakini sebagai salah satu habitat terakhir dingo galur murni dan mereka adalah jenis spesies yang dilindungi dalam taman nasional berada dalam pulau tersebut. Dingo juga dilindungi di bagian lain negara itu.

Namun di banyak tempat, dingo melakukan perkawinan silang dengan anjing rumahan. Mereka kerap dibunuh karena menyerang domba dan sapi.

Serangan terhadap hewan sangatlah langka. Meski demikian turis di Pulau Fraser selalu diingatkan untuk tidak memberi makan para dingo dan membiarkan mereka sendiri.

"Ini adalah peringatan jelas bagi siapa pun, betapa pentingnya untuk selalu mengawasi anak-anak anda dan tidak meninggalkan sendiri di Pulau Fraser," ujar Harper. "Para dewasa harus selalu menjaga anak-anaknya. Kami tahu bahwa anak-anak membuat dingo tertarik."

Pada 2001, bocah lelaki berusia 9 tahun dibunuh oleh kawanan dingo, juga di Fraser Island. Insiden itu mendorong pemusnahan lebih dari dua puluh anjing dan perombakan praktik konservasi, termasu peringatan keras mengenai interaksi antara hewan dan manusia.

Serangan dingo paling terkenal di Australia terjadi pada 1980. Saat itu Lindy Chamberlain dilaporkan menggondol tubuh bayinya, Azaria, kelur dari tenda saat ia melakukan trip berkemah di Uluru, atau Ayers Rok, pusat gurun pasir Australia.

Chamberlain sempat disidangkan atas dakwaan pembunuhan dan ia melakukan serangkaian gugata dan peninjauan kasus hingga akhirnya pengadilan menetapkan klaimnya tentang serangan dingo itu benar. Tubuh Azaria tidak pernah ditemukan. Kisah itu diangkat ke layar lebar dalam "A Cry in the Dark" dimana pemeran utama, Meryl Streep, dinominasikan penerima Oscar.

sumber : AP PHOTO
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement