REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tak sedikit ekspatriat yang memutuskan memeluk Islam di Indonesia. Namun hingga kini bahasa masih menjadi ganjalan utama pembinaan mualaf asing.
Pasalnya tidak semua Pembina mualaf memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Begitu sebaliknya, hanya sedikit dari ekspatriat yang mahir berbahasa Indonesia. Karena itu, sejumlah pembina mualaf berpikir perlu penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pembinaan mualaf yang berasal dari ekspatriat.
“Bahasa Inggris juga masih menjadi kendala dalam dakwah kepada para mualaf,” papar Kepala Bidang Pembinaan Mualaf, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Anwar Sujana kepada Republika.co.id, Selasa (26/4).
Anwar menjelaskan pembinaan kepada para ekspatriat biasanya dilakukan oleh keluarga yang bersangkutan yang kadang pengetahuan tentang Islam juga masih terbatas. Alhasil pesan Islam yang disampaikan belum tentu tetap sasaran.
Kini pihaknya tengah mengupayakan adanya program yang khusus memasukkan bahasa Inggris sebagai pengantar pembinaan kepada para mualaf. “Kami bersama paguyuban mualaf MASK berencana untuk membuat program dakwah dalam bahasa Inggris,” kata dia.
Rencana itu menurut Anwar, akan mulai digodok saat diskusi studi Islam dalam Bahasa Inggris yang diselenggarakan Jumat Besok. Dalam diskusi tersebut, kata Anwar, paguyuban mualaf MASK akan mengundang kalangan kampus seperti Universitas Islam Negeri.
”Tentu program ini diharapkan akan menghilangkan kendala bahasa yang acap kali menjadi ganjalan. Selain itu pula, geliat dakwah Islam kepada para mualaf ekspatriat tentu harus digiatkan kembali." tandasnya.