REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Pejabat militer Israel menyatakan pihaknya "siap menyambut" armada kemanusiaan ke jalur Gaza. Menurut rencana, armada ini akan diberangkatkan untuk memperingati sehatun trahedi Mavi Marmara, yang terjadi 22 Mei 2010.
Pejabat yang namanya minta dirahasiakan ini kepada koran Haaretz yang terbit di Israel menyatakan mereka "menyiapkan dengan serius" kedatangan kapal armada kemanusiaan. Namun, ia menyatakan, untuk menghadapinya, mereka akan melakukan dengan taktik yang berbeda dengan tahun lalu.
Insiden Mavi Marmara tahun lalu menyulut amarah dunia. Militer Israel merangsek masuk ke dalam kapal dan bentrok dengan aktivis. Sedikitnya sembilan orang relawan meninggal dalam insiden itu. "Pokoknya kami memastikan armada itu tak akan bisa menjangkau Gaza," katanya.
Yigal Palmor, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengimbau agar seluruh bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina dikirim melalui darat. "Mereka yang datang dari laut adalah bermaksud melakukan provokasi dan mencari konfrontasi kekerasan. Kami mengimbau semua lembaga donor Palestina untuk menunjukkan rasa tanggung jawab dan menghentikan segala bentuk kekerasan," katanya.
Sementara itu, relawan asal Norwegia, Espen Goffeng, menyatakan, pengiriman bantuan lewat darat tak sesederhana dengan kapal. "Kami perlu banyak kargo, memindahkan sekian banyak orang dengan bus jelas merepotkan, dan tentu kami juga harus menyediakan ekstra uang untuk hotel dan makanan," katanya.