Kamis 28 Apr 2011 17:42 WIB

Konflik Perbatasan, 34 Ribu Warga Kamboja Diungsikan, 67 Sekolah Ditutup

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Peta lokasi kuil yang disengketakan Kamboja dan Thailand
Peta lokasi kuil yang disengketakan Kamboja dan Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH - Jumlah warga desa Kamboja, yang diungsikan akibat  baku-tembak terbaru antara tentara Kamboja dan Thailand di sekitar perbatasan bersengketa sejak Jumat (28/4) pekan lalu, meningkat. Total warga mengungsi kini 34.000 orang, kata pejabat tinggi pemerintah pada Kamis (28/4).

Pada Kamis pagi, sekitar 34.000 warga Kamboja diungsikan dari rumah mereka ke tempat penampungan lebih aman pasca-pertempuran itu, kata wakil presiden Komite Nasional Kamboja untuk Penanganan Bencana Nhim Vanda kepada Xinhua lewat telepon.

"Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan lanjut usia," katanya, "Pada saat ini, sarana air bersih dan sanitasi menjadi perhatian bagi mereka."

Selain itu, 67 sekolah dengan sekitar 1.600 pelajar ditutup , tambahnya. Tentara Kamboja dan Thailand saling tembak selama tujuh hari berturut-turut di kawasan perbatasan di dekat candi Ta Moan dan Ta Krabei, 160 kilometer barat candi Preah Vihear.

Pertempuran itu telah menewaskan setidak-tidaknya delapan tentara Kamboja dan enam Thailand serta satu warga Thailand, ditambah puluhan orang lain cedera. Perbatasan antara Thailand dan Kamboja tidak pernah sepenuhnya resmi ditetapkan.

Candi Preah Vihear milik Kamboja masuk dalam Warisan Dunia pada 7 Juli 2008, namun Thailand menyatakan kepemilikian daerah hutan 4,6 kilometer persegi di dekat candi tersebut.

Hanya seminggu setelah pendaftaran tersebut, Kamboja dan Thailand mengalami sengketa perbatasan, memicu penempatan tentara di sepanjang perbatasan dan bentrok sudah beberapa kali terjadi antara tentara Kamboja dan Thailand, yang menyebabkan korban jiwa bagi kedua pihak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement