Sabtu 30 Apr 2011 17:56 WIB

Terlilit Hutang, NII KW9 Rekrut Anggota untuk Penggalangan Dana

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti Sejarah Daruul Islam Sholahuddin mengatakan, jaringan Negara Islam Indonesia atau NII yang dikembangkan oleh KW9 melakukan rekrutmen dengan modus penggalangan dana bukan gerakan radikal seperti teror bom.

"Jaringan NII KW9 melakukan penggalangan dana besar-besaran karena bermula terlilit hutang cukup besar yakni Rp50 miliar pada sebuah bank pada 2004," kata Sholahuddin pada diskusi "Polemik: NII dan Radikalisme" di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, kerugian NII KW9 sebesar Rp 50 miliar pada saat proyek pengadaan sapi impor yang semula akan dibiayai seorang pejabat negara, tapi proyek itu gagal.

Karena terlilit hutang tersebut, kata dia, maka pimpinan NII KW9 memerintahkan pengikutnya untuk melakukan rekrutmen besar-besaran yang sasarannya bisa menarik uang dari anggota yang direkrut.

"Proses rekrutmen yang dilakukan oleh pengikut pimpinan NII KW9 tidak sampai memakan waktu berbulan-bulan, tapi bisa dilakukan dalam waktu beberapa hari saja, sasarannya terutama orang kaya," katanya.

Menurut dia, pada saat merekrut anggota baru, pengikut NII KW9 menawarkan konsep "binayatul maliyaj" yakni ada 12 pos pengadaan dana negara.

Proses rekrutmen tersebut, kata dia, antara lain melalui proses bai'at atau cuci otak dan kemudian membayar infak untuk NII KW9. "Infaq dari anggota NII KW9 sekitar Rp5 miliar per bulan," katanya.

Sementara itu, pengamat intelijen menambahkan, NII KW9 terus melakukan rekrutmen besar-besaran pada 2009 hingga 2014.

NII KW9, kata dia, menargetkan bisa merekrut anggota baru sekitar tujuh orang per minggu, terutama orang kaya. Sholahuddin menambahkan, saat ini NII KW9 sedang melakukan rekrutmen anggota baru secara besar-besaran.

Menurut dia, munculnya isu NII di media massa yang menjadi marak saat ini bermula dari gagalnya rekrutmen terhadap seorang pegawai Kementerian Luar Negeri Laila Febriani atau Lian yang ditemukan di sebuah masjid di Cisarua, Bogor, pada 11 April 2011 dalam kondisi sudah terbai'at.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement