REPUBLIKA.CO.ID, AMARA-- Seorang polisi ditahan pada Ahad setelah menembak istri dan ketiga anak balita hingga mati. Diduga polisi tersebut stres, marah, dan sebelumnya menyatakan bahwa anak-anaknya "Bukan keturunannya", demikian kata polisi dan seorang dokter.
Ghalib Hamish Noayim menewaskan keluarganya di dalam rumah pada Ahad pukul 5.00 waktu setempat (09.00 WIB), sebelum berjalan ke kantor polisi terdekat di wilayah selatan, kota Amara, propinsi Maysan, untuk menyerahkan diri.
"Ia mengatakan kepada polisi saat ia ditahan,'anak-anak itu bukan anak saya'," kata Letnan Satu Ali Hussein. Ia tidak segera memberi rincian mendalam mengenai kasus tersebut. Seorang petugas polisi yang tidak ingin menyebutkan namanya mengatakan Noayim dalam keadaan histeris saat ia menyerahkan diri.
Saadun Al-Alak, seorang dokter di rumah sakit umum Amara'a Al-Sadr, mengatakan: "Pagi ini, kami menerima empat jenazah -- seorang perempuan yang ditembak di kepala dan dada, dan tiga anak kecil yang ditembak di perut."
Hussein mengatakan istri Noayim, yang berusia 30 tahun, hanya bisa diidentifikasi dengan inisial A.G.H. karena tradisi setempat melarang untuk menerbitkan nama lengkapnya. Ketiga anak yang dibunuh merupakan dua lelaki, berusia empat tahun enam bulan, dan seorang anak perempuan berusia tiga tahun.