REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini pemerintah mengumumkan penurunnya harga-harga umum akibat nilai uang bertambah (deflasi) pada bulan April sebesar 31 persen. Menurut Anggota DPR, Arief Budimanta, deflasi kali ini setali tiga uang deflasi bulan sebelumnya (Maret) dengan tingkat deflasi sebesar 32 persen.
Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP itu menilai, satu-satunya pendorong terjadinya deflasi di Indonesia ialah kelompok pengeluaran untuk bahan makanan. "Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya justru mengalami peningkatan harga atau inflasi," ujarnya.
Saat ini bahan makanan mengalami deflasi 0,48 persen sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi. "Itu artinya penerimaan petani berkurang sedangkan barang lain (selain pertanian) harganya semakin mahal," kata Arief.
Bla situasi ini hasil desain pemerintah untuk mencapai target inflasi pada APBN tahun ini yakni sebesar 5,3 persen (yoy), maka ujar Arief, kian menunjukkan, sikap pemerintah yang tidak berpihak kepada petani. "Artinya pemerintah telah mengorbakan kehidupan petani."
Seharusnya, Arief menekankan, harga komoditi pertanian dapat distabilkan bila Bulog mampu menyerap seluruh kelebihan produksi musim panen kali ini.
Namun keberadaan Bulog yang kurang optimal dan diperparah kemungkinan bahan makanan impor membuat harga kian tak menentu "Terutama diterapkannya tarif impor Rp 0 pada produk-produk yang saat ini bahkan masih beredar di pasar." tandasnya.