REPUBLIKA.CO.ID,MADRID--Pembunuhan Osama bin Laden oleh pasukan khusus Amerika Serikat akan mengubahnya menjadi pahlawan dan tidak akan mengakhiri terorisme, kata ketua perhimpunan korban pemboman kereta api Madrid pada Senin. Pilar Manjon, yang putranya adalah salah satu dari 191 orang tewas dalam pemboman pagi atas empat kereta sarat pelaju pada 11 Maret 2004, serangan terburuk pegaris keras di Eropa, mengatakan kematian pemimpin Al Qaida itu "sedikit memuaskan kami".
"Orang berbahaya telah meninggal, tapi mereka membunuh pahlawan. Mereka akan mengubahnya menjadi pahlawan," katanya. "Itu membuat kita tersenyum, tapi senyum pahit. Terorisme belum berakhir pada hari ini. Saya berharap itu mengakhiri terorisme, tapi itu tidak terjadi," tambahnya.
Kabar bahwa dalang serangan 11 September 2001 ditembak mati di Pakistan dalam gerakan tentara memicu perayaan spontan ribuan orang Amerika Serikat di Washington dan New York. "Saya melihat gambar dari Amerika Serikat. Mereka memberi kesan bahwa terorisme dunia berakhir. Mengingat jumlah korban dari mereka, dapat dimengerti, tapi terorisme belum berakhir," kata Manjon.
"Kendati dia yang memberikan perintah, dengan jenis terorismenya, yang memiliki banyak sel tak berhubungan, sangat sulit mengatakan bahwa itu berakhir," katanya. Pemboman kereta api Madrid itu, serangan paling mematikan di Barat sesudah serangan 11 September 2001, dilakukan oleh sel lokal pegaris keras atas nama Alqaida.
Pada 2007, pengadilan menghukum 21 dari 28 terdakwa dalam perkara pemboman itu atas tuduhan mulai dari kepemilikan senjata hingga pembunuhan massal, sebagian besar dari mereka warga Maroko. Beberapa dari 21 orang itu kemudian dibebaskan dalam kasasi ke Mahkamah Agung.