REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemimpin gerakan demokrasi Burma sekaligus penerima hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, menyatakan ingin meraih hal yang telah diraih Indonesia: demokrasi. Tanpa ragu, Suu Kyi pun mengaku iri kepada Indonesia.
Suu Kyi hari ini 'hadir' dihadapan peserta ASEAN Civil Society Conference/ASEAN People's Forum yang diadakan di Jakarta, Selasa (3/5). Suu Kyi, yang dilarang pemerintah Burma atau Myanmar keluar negeri, menyampaikan pidatonya melalui rekaman video yang diputar penyelenggara.
"Anda (Indonesia) telah melakukan transisi yang mengagumkan," ucap Suu Kyi dari rilis pidatonya yang dibagikan ASEAN Inter-parliamentary Myanmar Caucus (AIPMC) di Gedunng DPR, Selasa (3/5). Perempuan yang puluhan tahun mendekam di tahanan rumah ini mengungkapkan keinginan bangsanya untuk merasakan hidup beb as dari rasa takut, dan memilih pemeritahannya sendiri.
Burma, Suu Kyi mengawali pidatonya, merupakan bagian dari ASEAN. Ia meminta dukungan atas perjuangan demokrasi di Burma kepada pemimpin negara-negara ASEAN yang akan menghadiri Pertemuan Puncak KTT ASEAN di Jakarta, akhir pekan ini